Ilmu yang Menyinari
Alhamdulillaahi Robbil ‘aalamiin. Semoga Alloh Yang Maha
Menatap, senantiasa melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita
sehingga kita selalu istiqomah menjalankan perintah dan menjauhi
larangan-Nya. Sholawat dan salam semoga sellau terlimpah kepada baginda
nabi Muhammad Saw.
Saudaraku, apa yang harus kita lakukan agar ilmu bermanfaat ?
Bagaimanakah agar ilmu dapat menjadi penerang kehidupan? Dalam kitab Al
Hikam, Syaikh Ibnu Atho’illah menuliskan, “Ilmu yang berguna (bermanfaat) itu ialah ilmu yang dapat menjadikan orang mengenal Alloh beserta sifat dan asma-Nya.”
Alloh Swt. berfirman di dalam Al Quran, “..Sesungguhnya
yang takut kepada Alloh di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.
Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Faathir [35] : 28)
Para ahli tafsir menerangkan bahwa yang dimaksud dengan “ulama” pada
ayat ini adalah orang-orang yang menyibukkan dirinya pada aktifitas
belajar dan menuntut ilmu kapanpun dan dimanapun. Kemudian, bertekad
mengamalkan ilmunya itu, serta menyampaikan dan mengajarkannya sehingga
manfaat dari ilmu tersebut menjadi lebih banyak dan lebih luas. Inilah
yang disebut dengan keberkahan ilmu.
Saudaraku, ketahuilah untuk benar-benar merasa takut kepada Alloh,
untuk mencapai derajat ma’rifat dan dekat dengan-Nya, seseorang tidak
selalu harus berilmu banyak. Karena setiap orang berbeda-beda kadar
kemampuannya. Maka, tidak usah merasa rendah diri dengan ilmu yang
sedikit. Ada orang yang dengan sedikit ilmunya, ia mentafakurinya secara
dalam sehingga ia sampai kepada keyakinan yang kuat kepada Alloh Swt.
Kalau kita bertanya, apakah mungkin kita yang berilmu sangat sedikit
ini akan mencapai derajat ma’rifat? Jawabannya, mengapa tidak. Karena
sesungguhnya setiap orang yang memiliki ilmu sebanyak apapun, itu
hakikatnya adalah setitik pemberian dari samudera ilmu Alloh yang tiada
terhingga luasnya.
Orang yang tulus ikhlas dengan ilmunya walau hanya bekerja sebagai
guru TK misalnya, ia tidak akan takut disebut bodoh karena ia sadar dan
yakin bahwa ilmunya yang sedikit itupun semata-mata karunia dari Alloh
dan merupakan amanah untuk disampaikan kepada orang lain. Maka, ia akan
menjadikan ilmu yang sedikit itu sebagai bekal untuk mendekatkan diri
kepada Alloh.
Karenanya, berkah atau tidaknya ilmu seseorang, sangat bergantung
pada ketulusan dan keikhlasannya untuk menyampaikan atau mengajarkannya
kepada orang lain. Karena justru dengan ketulusan dan keikhlasannyalah
suatu ilmu dapat menjadi penerang, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi
orang lain.
Saudaraku, ingatlah ilmu yang tidak diamalkan, tidak disampaikan,
tidak diajarkan, adalah ibarat pohon yang tidak berbuah. Oleh karena
itu, marilah kita bertekad untuk menjadi manusia-manusia berilmu, yang
dengan ilmunya itu bisa menjadi manfaat dan memberikan inspirasi bagi
orang lain dan lingkungannya. Amalkanlah, sampaikanlah, ajarkanlah ilmu
yang kita miliki meski sedikit. Ilmu yang sedikit akan jauh lebih
bernilai jika diamalkan, disampaikan dan diajarkan. In syaa Alloh![]
Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Editor : Rashid Satari
Website ini didukung oleh Niaga Berkah dan Jilbab SHAREEFA
0 komentar:
Posting Komentar