Lima Disiplin – Bagian 5. Disiplin Menjaga Hati
Alhamdulillah. Segala puji hanyalah milik Alloh Swt. Tiada yang patut
disembah dan dijadikan sandaran selain Alloh. Hanya Alloh Yang Maha
Mengetahui segala hal yang paling tersembunyi di hati kita. Hanya Alloh
Yang Maha Mendengar setiap bisikan niat yang tersirat dalam hati kita.
Hanya Alloh Yang Maha Menghendaki setiap peristiwa yang terjadi dalam
hidup kita.
Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi
Muhammad Saw. Sang kekasih Alloh, penutup para nabi dan rosul, suri
teladan yang menyempurnakan akhlak manusia.
Saudaraku, kajian disiplin kita yang terakhir adalah disiplin menjaga
hati. Hati adalah panglima. Hati adalah pemimpin. Hati adalah parameter
bagi diri kita seutuhnya. Baik buruk diri kita, tergantung baik
buruknya hati kita. Bersih kotornya diri kita, tergantung besih kotornya
hati kita.
Rosululloh Saw., “Sesungguhnya Alloh tidak melihat kepada rupa dan harta kalian. Tetapi Alloh melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim)
Rosululloh Saw. juga bersabda, “Ketahuilah, bahwa di dalam setiap
tubuh manusia terdapat segumpal daging, jika segumpal daging itu baik
maka baik pula seluruh badannya. Namun, jika segumpal daging tersebut
rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dari pesan baginda nabi Saw. ini kita diingatkan kembali tentang
betapa pentingnya untuk selalu menjaga hati agar senantiasa bening,
bersih dari berbagai noda-noda yang diakibatkan kemaksiatan dan dosa.
Hati yang kotor bisa membuat amal perbuatan sehebat apapun menjadi
sia-sia. Seorang mujahid yang gugur di medan jihad, bisa sia-sia amal
jihadnya itu hanya gara-gara niat di dalam hatinya yang melenceng bukan
karena mengharap ridho Alloh Swt. Seorang pembaca Al Quran yang pandai
membacakan Al Quran, bisa sia-sia amalnya di hadapan Alloh hanya
gara-gara niatnya yang ingin dikagumi dan dipuji oleh orang lain.
Begitupun dengan seseorang yang bersedekah harta sangat banyak, bisa
sia-sia amalnya itu hanya karena rasa ingin dilihat dan diketahui oleh
orang lain. Betapa dahsyatnya pengaruh kondisi hati bagi kita.
Oleh karena itu sahabatku, sangat penting bagi kita untuk selalu
bersungguh-sungguh menghisab atau mengevaluasi diri atas setiap amal
perbuatan yang kita lakukan. Penting bagi kita untuk sesering mungkin
memeriksa hati kita, memeriksa niat kita. Tanyalah pada hati, apakah
yang menjadi alasan atas amal perbuatan kita. Pastikan bahwa hanya Alloh
satu-satunya alasan bagi setiap amal kebaikan kita.
Alloh Swt. berfirman, “(Yaitu) hari di mana harta dan anak-anak
tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan qolbun
saliim (hati yang bersih).” (QS. Asy Syu’aro [26]: 88-89)
Disiplin menjaga hati adalah ciri orang yang beriman. Rosululloh Saw.
adalah manusia yang paling disiplin dalam menjaga hati. Beliau
senantiasa beristighfar setidaknya seratus kali dalam sehari, meski
Alloh Swt. sudah menjamin dosa-dosanya akan diampuni. Orang yang
memiliki hati yang kuat, tahan uji dari berbagai serangan penyakit hati,
hanyalah hati yang dijaga secara disiplin kebersihannya. Semakin
disiplin seseorang menjaga kebersihan hatinya, maka semakin terjaga pula
setiap amal perbuatannya dan semakin dicintai oleh Alloh Swt.
Maka, beruntunglah orang-orang yang senantiasa menjaga hatinya agar
selalu bersih. Tiap kali teringat akan kekhilafan meski sedikit,
langsung dibersihkan lagi dengan istighfar dan taubat kepada Alloh
dengan taubat yang sebenar-benarnya taubat. Semoga kita termasuk
orang-orang yang senantiasa istiqomah menjaga hati, sehingga pada
saatnya nanti kembali kepada Alloh, kita kembali dalam keadaan hati yang
bersih. Aamiin yaa Alloh yaa Robbal ‘aalamiin.[]
Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Editor : Rashid Satari
Website ini didukung oleh Niaga Berkah dan Jilbab SHAREEFA
0 komentar:
Posting Komentar