tag:blogger.com,1999:blog-73799033186621999752024-03-12T19:49:12.976-07:00Status Nasehat Para UlamaPorter Raung - Porter Kerinci - Porter Latimojong - Porter Merbabu - Porter Sumbing - Porter Sindoro - Porter Prauhttp://www.blogger.com/profile/08203246918345905812noreply@blogger.comBlogger75125tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-41419764096677665032015-12-29T19:18:00.001-08:002015-12-29T19:18:13.831-08:00Amalan Bid'ah <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqr4WS80xuHBRuZkYwTLytpr9Sgca5zyW74DRoVWvUh_sFWiNFuT7Z-ynpy0iZ7EjbHO0jYhcbyjiewE5wbAn-jnVyRt5WOlYgQO6qzP5rq6mbNZJK8sKAA26v6MzyPM6D1UDlGwZRabfb/s1600/10544384_1291238840902611_2314586568924589320_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="316" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqr4WS80xuHBRuZkYwTLytpr9Sgca5zyW74DRoVWvUh_sFWiNFuT7Z-ynpy0iZ7EjbHO0jYhcbyjiewE5wbAn-jnVyRt5WOlYgQO6qzP5rq6mbNZJK8sKAA26v6MzyPM6D1UDlGwZRabfb/s320/10544384_1291238840902611_2314586568924589320_n.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><i><b>Amalan Bid'ah</b></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah kaidah yg sangat AMPUH untuk menjawab semua amalan bid'ah dalam agama. (Hafalkan).</div>
<div style="text-align: justify;">
=========</div>
<div style="text-align: justify;">
Lau kaana khoiron lasabaquuna ilaih.</div>
<div style="text-align: justify;">
(Seandainya itu baik, tentu mereka para salaf telah mendahului kita).</div>
<div style="text-align: justify;">
=========<span class="text_exposed_show"><br />
Sekuat apapun dalil untuk melegalkan amalan bid'ah, pasti bisa di
patahkan dengan perkataan di atas: "Seandainya itu baik, tentu mereka
para salaf telah mendahului kita".<br /> .<br /> Karena tidak mungkin kita
lebih ALIM dari mereka (para sahabat) dlm masalah agama, dan tidak
mungkin kita lebih SEMANGAT dari mereka (para sahabat) dalam mengamalkan
kebaikan, sehingga tidak mungkin ada amal kebaikan yg tidak pernah
diamalkan oleh para generasi salaf.<br /> .<br /> Kalau ada yg mengatakan, mana dalil kaedah di atas?!<br /> Kita katakan: Kaedah di atas diambil dari mafhumnya firman Allah ta'ala:<br /> .<br /> ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ ﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻟَﻮْ ﻛَﺎﻥَ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣَﺎ ﺳَﺒَﻘُﻮﻧَﺎ ﺇِﻟَﻴْﻪِ<br /> .<br />
"Orang-orang kafir itu mengatakan kepada orang-orang yang beriman:
seandainya itu baik, tentu mereka TIDAK mendahului kami". [Al-Ahqof:
11].<br /> .<br /> Seorang pakar tafsir Imam Ibnu Katsir -rohimahulloh- mengatakan:<br /> <br />
"Maksud ayat ini, bahwa mereka (orang kafir mekah) mengatakan kepada
kaum yg mengimani Al Qur'an: 'Seandainya al qur'an itu baik, tentu
MEREKA tidak akan mendahului kita (dalam beriman) kepadanya', dan
perkataan ini mereka tujukan kepada Bilal, Ammar, Shuhaib, Khobab, dan
yg semisal dg mereka yg merupakan orang-orang lemah dan para hamba
sahaya... Sungguh mereka (orang kafir mekah) itu telah salah fatal dan
jelas-jelas keliru."<br /> .<br /> Adapun AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH , maka
mereka akan mengatakan untuk setiap perbuatan dan perkataan yg TIDAK
VALID dari para sahabat adalah BID'AH.<br /> .<br /> Karena 'seandainya itu kebaikan, tentu mereka (para sahabat) telah mendahului kita dalam melakukannya'.<br /> .<br /> Sebab mereka (para sahabat) tidaklah menyisakan SATUPUN amal kebaikan, kecuali mereka telah bersegera melakukannya".<br /> <br /> [Kitab: Tafsir Ibnu Katsir 7/278-279].<br /> Ustadz Ad Dariny<br /> ==============<br />
Jadi yang masih maulidan jangan ngaku ngaku AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH,
AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH itu untuk orang yang mengingkari maulidan.</span>
</div>
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_56834c79aba0b7d08434545" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_56834c79aba0b7d08434545" style="text-align: justify;">
<span class="text_exposed_show"><a data-ft="{"tn":"k"}" data-hovercard="/ajax/hovercard/page.php?id=555638731129296" href="https://www.facebook.com/Hadis-Shahih-555638731129296/?fref=photo">Hadis Shahih</a> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fbPhotoTagList" id="fbPhotoSnowliftTagList"><span class="fcg"> </span></span></div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-90845546781416751922015-12-28T01:18:00.002-08:002015-12-28T01:18:56.048-08:00Minta Dalil Tegas Larangan Mengucapkan Selamat Natal<h2 style="text-align: justify;">
<strong> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJlHBAReqI9RJfFoQTGF5CYnto67ewZpY0BaPeeyra_S9rnrD8GhnLL3rE5yIk6fKZVO9N5vEJf0RKRxiC6X09xxhNzPAhfKzfnP7j90fLLP2VznMfpjeNheTzrDncOUmLY3DyjeC-EPvM/s1600/larangan-ucapan-selamat-natal-700x454.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="207" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJlHBAReqI9RJfFoQTGF5CYnto67ewZpY0BaPeeyra_S9rnrD8GhnLL3rE5yIk6fKZVO9N5vEJf0RKRxiC6X09xxhNzPAhfKzfnP7j90fLLP2VznMfpjeNheTzrDncOUmLY3DyjeC-EPvM/s320/larangan-ucapan-selamat-natal-700x454.jpg" width="320" /></a></div>
</strong></h2>
<h2 style="text-align: center;">
<strong>Minta Dalil Tegas Larangan Mengucapkan Selamat Nat*l</strong></h2>
<div style="text-align: justify;">
<em>Ada teman agak ‘liberal’ yang nantang, tunjukkan dalil tegas dari
al-Quran dan sunah yang melarang mengucapkan selamat natal & Tahun
Baru.. dengan kalimat yg berbunyi: “Dilarang mengucapkan selamat nat*l”.
jika tidak ada, berarti itu boleh..</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Trim’s</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Jawab:</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemahaman orang terhadap ayat al-Quran dan hadis Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> berbeda-beda sesuai tingkatan kecerdasannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena itulah, orang yang responsif terhadap setiap perintah dan
larangan yang ada dalam al-Quran, bisa mentadabburi kandungannya, Allah
Ta’ala sebut sebagai orang cerdas (<em>Ulul Albab</em>). Kata ini sering Allah sebutkan dalam al-Quran. Diantaranya,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Firman Allah,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="arab" style="text-align: justify;">
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang
yang pikirannya jalan, bisa mengambil pelajaran.</em> (QS. Shad: 29).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah juga berfirman, menjelaskan ayat mutasyabihat. Dimana yang bisa menyimpulkan dengan benar, hanyalah <em>Ulul Albab</em>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="arab" style="text-align: justify;">
فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ
مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ
وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ
يَقُولُونَ آَمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ
إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“<em>Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan,
maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat
daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya,
padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan
orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada
ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan
tidak dapat mengambil pelajaran (darinya) melainkan orang-orang yang
berakal.”</em> (QS. Ali Imran: 7).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Pesan Tersirat dan Tersurat</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena itulah, perintah dan larangan dalam al-Quran, tidak semuanya
Allah sampaikan dengan kalimat tegas. Banyak diantaranya, Allah
sampaikan dalam bentuk permisalan. Untuk memberi ruang bagi manusia,
agar mereka menggunakan akalnya untuk mencerna dan memahaminya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan Allah menyatakan bahwa satu-satunya orang yang bisa memahami permisalan dalam al-Qur’an adalah orang yang berilmu,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="arab" style="text-align: justify;">
وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>“Demikianlah berbagai perumpamaan (permisalan) yang kami berikan
kepada manusia. Dan tidak ada yang bisa merenungkan maknanya kecuali
orang yang berilmu.”</em> (QS. al-Ankabut: 43)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dulu para sahabat merasa sedih, ketika mereka membaca ayat al-Quran,
sementara mereka tidak mampu memahami maknanya. Amr bin Murah <em>radhiyallahu ‘anhu</em> pernah mengatakan,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="arab" style="text-align: justify;">
ما مررت بآية من كتاب الله لا أعرفها إلا أحزنني، لأني
سمعت الله تعالى يقول: وَتِلْكَ الأمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَمَا
يَعْقِلُهَا إِلا الْعَالِمُونَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Setiap kali saya membaca ayat al-Quran yang tidak saya pahami
maknanya, maka saya sangat sedih. Karena saya mendengar firman Allah,
(yang artinya): “Demikianlah berbagai perumpamaan (permisalan) yang kami
berikan kepada manusia. Dan tidak ada yang bisa merenungkan maknanya
kecuali orang yang berilmu.”</em> (Tafsir Ibnu Katsir, 6/280).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>IQ Jongkok</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam al-Quran, Allah sering menyebut orang kafir dan terutama orang
munafiq dengan sebutan pemilik IQ jongkok, DDR – daya dong rendah –
susah memahami isyarat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Diantaranya, Allah berfirman,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="arab" style="text-align: justify;">
وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِ
اللَّهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِكَ قُلْ
كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ فَمَالِ هَؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ
يَفْقَهُونَ حَدِيثًا</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>“Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah
dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka
mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad).” Katakanlah:
“Semuanya (datang) dari sisi Allah.” Maka mengapa orang-orang itu (orang
munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?”</em> (QS. at-Taubah: 127)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena saking bodohnya orang munafik, sampai mereka kebalik-balik dalam memahami takdir.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah juga menyebut mereka sebagai kaum yang selalu gak faham, karena
mereka lebih takut kepada manusia dari pada takut kepada Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="arab" style="text-align: justify;">
لَأَنْتُمْ أَشَدُّ رَهْبَةً فِي صُدُورِهِمْ مِنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَفْقَهُونَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Sesungguhnya kamu dalam hati mereka lebih ditakuti daripada
Allah. Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tidak mengerti.</em> (QS. al-Hasyr: 13).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Tidak Paham Isyarat</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya pertanyaan orang yang mengidap penyakit ‘liberal’ di atas
menunjukkan pengakuan dirinya akan keterbatasan dalam memahami isyarat
dalil. Sehingga dia minta dalil yang serba tegas. Jika dia orang cerdas,
hanya dengan isyarat, dia bisa memahaminya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terlalu banyak dalil yang menunjukkan larangan mengucapkan selamat untuk hari raya orang kafir.</div>
<div style="text-align: justify;">
Diantaranya,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong><em>Pertama</em></strong>, Allah berfirman menceritakan sifat <em>ibadurrahman</em>,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="arab" style="text-align: justify;">
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>“Hamba-hamba Allah yang Maha belas kasih sayang, yaitu
orang-orang yang tidak mau menghadiri atau menyaksikan upacara agama
kaum musyrik (Az-zuur).”</em> (QS. Al-Furqon, 72).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Makna kata az-Zuur dalam ayat di atas adalah hari raya orang-orang
musyrik. Sebagaimana keterangan para ulama tafsir, seperti Mujahid,
Ikrimah, Qadhi Abu Ya’la, dan Ad-Dhahak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah sebut hari raya orang musyrik dengan az-Zur yang secara bahasa
artinya kedustaan. Karena semua hari raya orang musyrik adalah dusta
atas nama Allah. Lalu bagaimana mungkin kita memberikan pengakuan dengan
mengucapkan selamat atas kedustaan mereka?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong><em>Kedua</em></strong>, Allah berfirman, menyebutkan sifat Ibrahim,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="arab" style="text-align: justify;">
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ
وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَاء مِنكُمْ
وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا
بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاء أَبَداً حَتَّى
تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada
Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata
kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dari
dari apa yang kalian sembah selain Allah, kami berlepas diri dari
(kekafiran)mu, dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan
kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.”</em> (QS. al-Mumtahanah: 4)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah sebut Ibrahim sebagai suri teladan yang baik. Artinya, jika
anda ingin jadi baik, ikuti ajaran Ibrahim. Dan bagian dari ajaran
beliau, berlepas diri dari orang kafir dan semua kegiatan kekufuran.
Termasuk hari raya mereka. Jika kita berlepas dari dari tindakan
kekufuran mereka, bagaimana mungkin kita akan tega mengucapkan selamat
untuk kekufuran mereka. Kecuali jika kita ingin menjadi kafir seperti
mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong><em>Ketiga</em></strong>, Nabi melarang mendahului ucapan salam</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="arab" style="text-align: justify;">
لاَ تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>“Janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nashara dalam salam (ucapan selamat).”</em> (HR. Muslim 2167).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ucapan selamat yang dilarang Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> untuk disampaikan kepada oranng kafir, bentukanya adalah kalimat salam: assalamu alaikum … yang ini isinya doa kebaikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika ini dilarang, apalagi ucapan selamat untuk perayaan kekufuran mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ucapan selamat natal termasuk di dalam larangan hadits ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan masih banyak dalil lainnya, yang tidak mungkin untuk disebutkan, karena akan terlalu panjang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang cerdas akan bisa memahami dalil itu dengan baik, sehingga dia akan menghindari ucapan selamat untuk hari raya orang kafir.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara orang IQ rendah, akan kesulitan memahaminya, dengan alasan
kurang tegas. Padahal seharusnya dia tahu diri, sehingga dia akan
mengikuti orang cerdas yang bisa memahaminya dengan benar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Allahu a’lam.</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi <a href="https://play.google.com/store/apps/details?id=org.yufid.tanyaustadz" target="_blank"><strong>Tanya Ustadz untuk Android</strong></a>.<br />
<a href="https://play.google.com/store/apps/details?id=org.yufid.tanyaustadz" target="_blank"><strong>Download Sekarang !!</strong></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>KonsultasiSyariah.com didukung oleh Zahir Accounting <a href="http://zahiraccounting.com/id/" target="_blank">Software Akuntansi Terbaik di Indonesia</a>.</strong></div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-61091006124172714842015-12-22T05:54:00.002-08:002015-12-22T05:54:56.266-08:00Hukum Shalawatan Diiringi Hadrah dan Marawis<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4k0nDjodPv4sNbQJtH6zKv5uobbcZMaFbNTQF-EVhltyvskNDHW1YGOtYO8d4oDuyzLQY02AiETNsu81IP0iFz1I781lxW7IyMCptxqMyfGWQnNAJYda4hEYcaclo9859Pq4VFpCMcWdX/s1600/Alat+Musik+Hadroh+Dan+Solawat.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4k0nDjodPv4sNbQJtH6zKv5uobbcZMaFbNTQF-EVhltyvskNDHW1YGOtYO8d4oDuyzLQY02AiETNsu81IP0iFz1I781lxW7IyMCptxqMyfGWQnNAJYda4hEYcaclo9859Pq4VFpCMcWdX/s320/Alat+Musik+Hadroh+Dan+Solawat.jpg" width="320" /></a><i> </i></div>
<h2 class="entry-title post-title" itemprop="name" style="text-align: center;">
<i>Hukum Shalawatan Diiringi Hadrah dan Marawis</i></h2>
<i>
</i><div class="post-meta" style="text-align: center;">
<i><span class="vcard author meta-user"><span class="fn"><a href="http://plus.google.com/u/0/106162917497550991730" rel="author">Muhammad Abduh Tuasikal, MSc</a></span></span></i><span class="meta-comment last-meta"></span></div>
<hr class="none" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px;" />
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana jika shalawatan atau bacaan shalawat diiringi hadrah dan marawis? Bolehkah?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang kami tahu, yang biasa menggunakan alat musik untuk puji-pujian
adalah agama Nashrani. Ini yang penulis tahu sejak kecil ketika berada
di lingkungan non-muslim di Papua sana. Namun beberapa waktu, penulis
dapati pula pada umat Islam, ada juga irama musik dalam lagu pujian dan
shalawat yang ini ada pada hadrah dan marawis. Setelah tahu demikian,
penulis pun bertanya, kenapa sampai bisa serupa dengan Nashrani?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis juga bertanya-tanya dalam hati, apakah shalawatan dengan
irama musik seperti itu dapat dianggap memuji dan menjanjung Allah dan
Rasul-Nya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Padahal dalam shalat saja, kita baru bisa khusyu’ dengan membaca dan
merenungkan kandungan ayat atau dzikir yang dibaca dalam shalat. Tanpa
seperti itu, kita tidak dapat berdzikir, memuji Allah, dan membaca ayat
dengan baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apalagi sebenarnya Islam sangat membenci alat musik. Bahkan tanda semakin dekatnya akhir zaman yang Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam </em>sudah sebut dari jauh hari adalah dengan ada yang menghalalkan alat musik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Coba renungkan hadits dari Abu ‘Amir atau Abu Malik Al Asy’ari, ia menyampaikan sabda Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
لَيَكُونَنَّ
مِنْ أُمَّتِى أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ
وَالْمَعَازِفَ ، وَلَيَنْزِلَنَّ أَقْوَامٌ إِلَى جَنْبِ عَلَمٍ يَرُوحُ
عَلَيْهِمْ بِسَارِحَةٍ لَهُمْ ، يَأْتِيهِمْ – يَعْنِى الْفَقِيرَ –
لِحَاجَةٍ فَيَقُولُوا ارْجِعْ إِلَيْنَا غَدًا . فَيُبَيِّتُهُمُ اللَّهُ
وَيَضَعُ الْعَلَمَ ، وَيَمْسَخُ آخَرِينَ قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ إِلَى
يَوْمِ الْقِيَامَةِ</div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>“Sungguh, benar-benar akan ada di kalangan umatku sekelompok orang yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan <u>alat musik</u>.
Dan beberapa kelompok orang akan singgah di lereng gunung dengan
binatang ternak mereka. Seorang yang fakir mendatangi mereka untuk suatu
keperluan, lalu mereka berkata, ‘Kembalilah kepada kami esok hari.’
Kemudian Allah mendatangkan siksaan kepada mereka dan menimpakan gunung
kepada mereka serta Allah mengubah sebagian mereka menjadi kera dan babi
hingga hari kiamat.” </em>(HR. Bukhari no. 5590).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang dimaksud oleh <em>Al-Ma’azif</em> dalam hadits di atas adalah sesuatu yang melalaikan (<em>Al-Malahiy</em>). Sedangkan Imam Al-Qurthubi, dari Al-Jauhari menyatakan bahwa <em>Al-Ma’azif</em> adalah <em>Al-Ghina’</em> (alat musik). Demikian penjelasan dalam <em>Fathul Bari</em> (10: 54) karya Ibnu Hajar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz menyatakan bahwa <em>ma’azif</em> –seperti yang disebut dalam hadits di atas- adalah alat musik. Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> telah mengabarkan bahwa di akhir zaman ada yang menghalalkan khamar, zina dan sutera. Itulah tanda nubuwah Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>
dan memang benar nyata terjadi. Hadits di atas menunjukkan akan
haramnya alat musik. Hadits itu juga menunjukkan celaan bagi yang
menghalalkannya sebagaimana tercela pula bagi yang menghalalkan khamar
dan zina.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbagai ayat dan hadits –kata Syaikh Ibnu Baz yang pernah menjabat
sebagai Ketua Komisi Fatwa Kerajaan Saudi Arabia- menunjukkan bahwa
adanya peringatan keras terhadap alat-alat musik. Siapa yang membolehkan
alat musik, maka benar-benar ia telah terjatuh dalam kemungkaran yang
begitu besar. Demikian disebutkan oleh Syaikh Ibnu Baz dalam <em><a href="http://islamqa.info/ar/5011">Majmu’ Al Fatwa, 3: 423-424</a></em>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibnu Taimiyah yang lebih jauh sebelumnya dari masa Syaikh ‘Abdul
‘Aziz bin Baz pernah menyatakan bahwa tidak ada dari generasi terbaik
umat ini yang beribadah dengan alat musik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara jelas Ibnu Taimiyah menyatakan, “Ketahuilah, tidak ada ahli
agama, orang shalih, orang yang zuhud dan ahli ibadah yang ada di masa
kejayaan Islam atau di masa tiga generasi awal, mulai dari yang di
Hijaz, Syam, Yaman, Mesir, Maghrib, Irak, Khurasan yang kumpul-kumpul
untuk mendengarkan orang yang bersiul dan bertepuk tangan. Tidak ada
juga di antara mereka yang memainkan dhuf (rebana), memainkan telapak
tangan, memainkan kayu. Yang seperti itu <u>hanya terjadi setelah zaman generasi terbaik tadi</u>, yaitu di akhir-akhir abad kedua. Para ulama sebenarnya mengingkari keras pula hal tersebut.” (<em>Majmu’ Al Fatawa</em>, 11: 569)</div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote>
Dari penjelasan di atas, kira-kira apa yang bisa kita
nilai dari shalawatan yang diiringi hadrah dan marawis? Apakah mungkin
puji-pujian serta shalawatan diiringi dengan sesuatu yang Allah benci?
Anda bisa simpulkan sendiri dengan merenungkan secara seksama penjelasan
penulis di atas.</blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.</div>
<div style="text-align: justify;">
—</div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai disusun di <a href="http://darushsholihin.com/">Darush Sholihin Girisekar Panggang GK</a>, 10: 34 PM, 6 Sya’ban 1436 H</div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis: <a href="https://rumaysho.com/about-me">Muhammad Abduh Tuasikal</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Artikel <a href="https://rumaysho.com/">Rumaysho.Com</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ikuti update artikel Rumaysho.Com di <a href="https://www.facebook.com/rumaysho" target="_blank">Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat (sudah 3,6 juta fans)</a>, <a href="https://www.facebook.com/muhammad.tuasikal" target="_blank">Facebook Muhammad Abduh Tuasikal</a>, <a href="https://twitter.com/RumayshoCom" target="_blank">Twitter @RumayshoCom</a>, <a href="https://instagram.com/rumayshocom" target="_blank">Instagram RumayshoCom</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk bertanya pada Ustadz, cukup tulis pertanyaan di kolom komentar. Jika ada kesempatan, beliau akan jawab.</div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-64867734101360644662015-12-02T18:26:00.001-08:002015-12-02T18:40:27.044-08:00Sejarah Yahudi - Ustadz Firanda Andirja, MA<div style="text-align: center;">
<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="270" src="https://www.youtube.com/embed/t1uzE3rtWN0" width="480"></iframe>
</div>
<div style="text-align: center;">
<br />
<i><b>Sejarah Yahudi - Ustadz Firanda Andirja, MA</b></i></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="article-header above-content">
<br />
<br />
<div class="meta">
<br />
<br />
<h1 class=" xt-post-title" itemprop="name headline" style="text-align: justify;">
<i><br />
Yahudi Bukan Israel <br />
</i></h1>
<h3 class="subheader xt-post-excerpt" itemprop="description" style="text-align: justify;">
<i>
<br />
Sungguh sangat memprihatinkan, banyak di antara kaum muslimin sering tidak sadar dan lepas kontrol ketika berbicara. Tidak hanya terjadi pada orang awam, bisa kita katakan juga terjadi pada … </i><br />
</h3>
<div class="row in-container collapse" style="text-align: justify;">
<div class="xsmall-12 small-7 column">
<span class=""><span class="author xt-post-author" itemprop="author" itemscope="" itemtype="http://schema.org/Person">
By <span itemprop="name"><a href="https://muslim.or.id/author/ammibaits" itemprop="url" rel="author" title="Posts by Ammi Nur Baits, S.T., B.A.">Ammi Nur Baits, S.T., B.A.</a> </span></span></span><br />
<br />
Sungguh sangat memprihatinkan, banyak di antara kaum muslimin sering tidak sadar dan lepas kontrol ketika </div>
</div>
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
berbicara. Tidak hanya terjadi pada orang awam, bisa kita katakan juga terjadi pada sebagian besar pelajar atau bahkan mereka yang merasa memiliki banyak <i>tsaqafah islamiyah</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Barangkali mereka lupa atau mungkin tidak tahu bahwa Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> pernah bersabda:<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً يَهْوِى بِهَا فِى جَهَنَّم</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya ada seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan murka Allah, diucapkan tanpa kontrol akan tetapi menjerumuskan dia ke neraka.”</i> (HR. Al Bukhari 6478)</div>
<div style="text-align: justify;">
<span id="more-55"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Al Hafidz Ibn Hajar berkata dalam <i>Fathul Bari</i> ketika menjelaskan hadis ini, yang dimaksud diucapkan tanpa kontrol adalahtidak direnungkan bahayanya, tidak dipikirkan akibatnya, dan tidak diperkirakan dampak yang ditimbulkan. Hal ini semisal dengan firman <br />
<br />
Allah ketika menyebutkan tentang tuduhan terhadap Aisyah:<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْد اللَّه عَظِيم</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>“Mereka sangka itu perkara ringan, padahal itu perkara besar bagi Allah.”</i> (QS. An-Nur: 15)</div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena itu, pada artikel ini -dengan memohon pertolongan kepada Allah- penulis ingin mengingatkan satu hal terkait dengan ayat dan hadis di atas, yaitu sebuah ungkapan penamaan yang begitu mendarah daging di kalangan kaum muslimin, sekali lagi tidak hanya terjadi pada orang awam namun juga terjadi pada mereka yang mengaku paham terhadap <i>tsaqafah islamiyah</i>.<br />
<br />
Ungkapan yang kami maksud adalah penamaan YAHUDI dengan ISRAEL. Tulisan ini banyak kami turunkan dari sebuah risalah yang ditulis oleh Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali <i>hafidzhahullah</i> yang berjudul <i>“Penamaan Negeri Yahudi yang Terkutuk dengan Israel”</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Tidak diragukan bahkan seolah telah menjadi kesepakatan dunia termasuk kaum muslimin bahwa negeri yahudi terlaknat yang menjajah Palestina bernama Israel. Bahkan mereka yang mengaku sangat membenci yahudi -sampai melakukan boikot produk-produk yang diduga menyumbangkan dana bagi yahudi- turut menamakan yahudi dengan israel. Akan tetapi sangat disayangkan tidak ada seorang pun yang mengingatkan bahaya besar penamaan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Perlu diketahui dan dicamkan dalam benak hati setiap muslim bahwa ISRAIL adalah nama lain dari seorang Nabi yang mulia, keturunan Nabi Ibrahim <i>‘alaihis salam</i> yaitu Nabi Ya’qub <i>‘alaihis salam</i>. Allah ta’ala berfirman:<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِلًّا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلَّا مَا حَرَّمَ<br />
إِسْرَائِيلُ عَلَى نَفْسِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ تُنَزَّلَ التَّوْرَاةُ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>“Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan.”</i> (QS. Ali Imran: 93)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Israil yang pada ayat di atas adalah nama lain dari Nabi Ya’qub <i>‘alaihis salam</i>. Dan nama ini diakui sendiri oleh orang-orang yahudi, sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Ibn Abbas <i>radhiallahu ‘anhu</i>: <i> </i><br />
<br />
<i>“Sekelompok orang yahudi mendatangi Nabi untuk menanyakan empat hal yang hanya diketahui oleh seorang nabi. Pada salah satu jawabannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: “Apakah kalian mengakui bahwa Israil adalah Ya’qub?” Mereka menjawab: “Ya, betul.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ya Allah, saksikanlah.”</i> (HR. Daud At-Thayalisy 2846)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Kata “Israil” merupakan susunan dua kata <i>israa</i> dan <i>iil</i> yang dalam bahasa arab artinya <i>shafwatullah</i> (kekasih Allah). Ada juga yang mengatakan <i>israa</i> dalam bahasa arab artinya <i>‘abdun</i> (hamba), sedangkan <i>iil</i> artinya Allah, sehingga Israil dalam bahasa arab artinya <i>‘Abdullah (hamba Allah)</i>. (lihat <i>Tafsir At Thabari</i> dan <i>Al Kasyaf</i> ketika menjelaskan tafsir surat Al Baqarah ayat 40)<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Telah diketahui bersama bahwa Nabi Ya’qub adalah seorang nabi yang memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah ta’ala. Allah banyak memujinya di berbagai ayat al Qur’an. Jika kita mengetahui hal ini, maka dengan alasan apa nama Israil yang mulia disematkan kepada orang-orang yahudi terlaknat. Terlebih lagi ketika umat islam menggunakan nama ini dalam konteks kalimat yang negatif, diucapkan dengan disertai perasaan kebencian yang memuncak; <i>Biadab Israil… Israil bangsat… Keparat Israil…</i> Atau dimuat di majalah-majalah dan media massa yang dinisbahkan pada islam, bahkan dijadikan sebagai Head Line News; <i>Israil membantai kaum muslimin… Agresi militer Israil ke Palestina… Israil penjajah dunia…. Dan seterusnya…</i> namun sekali lagi, yang sangat fatal adalah ketika hal ini diucapkan tidak ada pengingkaran atau bahkan tidak merasa bersalah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Mungkin perlu kita renungkan, pernahkah orang yang mengucapkan kalimat-kalimat di atas merasa bahwa dirinya telah menghina Nabi Ya’qub <i>‘alaihis salam</i>?pernahkah orang-orang yang menulis kalimat ini di majalah-majalah yangberlabel islam dan mengajak kaum muslimin untuk mengobarkan jihad, merasa bahwa dirinya telah membuat tuduhan dusta kepada Nabi Ya’qub <i>‘alaihis salam</i>? mengapa mereka tidak membayangkan bahwasanya bisa jadi ungkapan-ungkapan salah kaprah ini akan mendatangkan murka Allah – <i>wal ‘iyaadzu billaah</i> – karena isinya adalah pelecehan dan tuduhan bohong kepada Nabi Ya’qub <i>‘alaihis salam</i>.<br />
<br />
Mengapa tidak disadari bahwa Nabi Ya’qub <i>‘alaihis salam</i> tidak ikut serta dalam perbuatan orang-orang yahudi dan bahkan beliau berlepas diri dari perbuatan mereka yang keparat. Pernahkah mereka berfikir, apakah Nabi Israil <i>‘alaihis salam</i> ridha andaikan beliau masih hidup?!</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah ta’ala berfirman:<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>“Orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.”</i> (QS. Al Ahzab: 58)<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah menyatakan, menyakiti orang mukmin biasa laki-laki maupun wanita sementara yang disakiti tidak melakukan kesalahan dianggap sebagai perbuatan dosa, bagaimana lagi jika yang disakiti adalah seorang Nabi yang mulia, tentu bisa dipastikan dosanya lebih besar dari pada sekedar menyakiti orang mukmin biasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Satu hal yang perlu disadari oleh setiap muslim, penamaan negeri yahudi dengan Israil termasuk salah satu di antara sekian banyak konspirasi (makar) yahudi terhadap dunia. Mereka tutupi kehinaan nama asli mereka YAHUDI dengan nama Bapak mereka yang mulia Nabi Israil <i>‘alaihis salam</i>. Karena bisa jadi mereka sadar bahwa nama YAHUDI telah disepakati jeleknya oleh seluruh dunia, mengingat Allah telah mencela nama ini dalam banyak ayat di Al-Qur’an.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Kita tidak mengingkari bahwa orang-orang yahudi merupakan keturunan Nabi Israil <i>‘alaihis salam</i>, akan tetapi ini bukan berarti diperbolehkan menamakan yahudi dengan nama yang mulia ini. Bahkan yang berhak menyandang nama dan warisan Nabi Ibrahim <i>‘alaihis salam</i> dan para nabi yang lainnya adalah kaum muslimin dan bukan yahudi yang kafir. Allah ta’ala berfirman:<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.”</i> (QS. Ali Imran: 67)<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
إن أولى الناس بإبراهيم للذين اتبعوه وهذا النبي والذين آمنوا والله ولي المؤمنين</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>“Sesungguhnya orang yang paling berhak terhadap Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini, beserta orang-orang yang beriman, dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.”</i> (QS. Ali Imran: 68)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Semoga Allah memberikan taufik kepada kita dan seluruh kaum muslimin untuk mengucapkan dan melakukan perbuatan yang dicintai dan di ridai oleh Allah ta’ala.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
* * *</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>“Sedikitpun kami tidak berniat menghina Nabi Ya’qub ‘alaihis salam dalam penggunaan kalimat-kalimat ini sebaliknya, yang kami maksud adalah yahudi…”</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Barangkali ini salah satu pertanyaan yang akan dilontarkan oleh sebagian kaum muslimin ketika menerima nasihat ini. Maka jawaban singkat yang mungkin bisa kita berikan: Justru inilah yang berbahaya, seseorang melakukan sesuatu yang salah namun dia tidak sadar kalau dirinya sedang melakukan kesalahan. Bisa jadi hal ini tercakup dalam hadis dari Abu Hurairah <i>radhiyallahu ‘anhu</i> di atas. Bukankah semua pelaku perbuatan bid’ah tidak berniat buruk ketika melakukan kebid’ahannya, namun justru inilah yang menyebabkan dosa perbuatan bid’ah tingkatannya lebih besar dari melakukan dosa besar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Ketika Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> berdakwah di Mekkah, Orang-orang musyrikin Quraisy mengganti nama Beliau <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> dengan Mudzammam (manusia tercela) sebagai kebalikan dari nama asli <br />
<br />
Beliau Muhammad (manusia terpuji). Mereka gunakan nama Mudzammam ini untuk menghina dan melaknat Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>. misalnya mereka mengatakan; <i>“terlaknat Mudzammam”, “terkutuk Mudzammam”</i>, dan seterusnya. Dan Nabi Muhammad <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> tidak merasa dicela dan dilaknat, karena yang dicela dan dilaknat orang-orang kafir adalah “Mudzammam” bukan “Muhammad”, Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
ألا تعجبون كيف يصرف الله عني شتم قريش ولعنهم يشتمون مذمماً ويلعنون مذمماً وأنا محمد</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>“Tidakkah kalian heran, bagaimana Allah mengalihkan dariku celaan dan laknat orang Quraisy kepadaku, mereka mencela dan melaknat Mudzammam sedangkan aku Muhammad.”</i> (HR. Ahmad & Al Bukhari)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Meskipun maksud orang Quraisy adalah mencela Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>, namun karena yang digunakan bukan nama Nabi Muhammad <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> maka Beliau tidak menilai itu sebagai penghinaan untuknya. Dan ini dinilai Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> sebagai bentuk mengalihkan penghinaan terhadap dirinya. Oleh karena itu, bisa jadi orang-orang Yahudi tidak merasa terhina dan dijelek-jelekkan karena yang dicela bukan nama mereka namun nama Nabi Ya’qub <i>‘alaihis salam</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Di samping itu, Allah juga melarang seseorang mengucapkan sesuatu yang menjadi pemicu munculnya sesuatu yang haram. Allah melarang kaum muslimin untuk menghina sesembahan orang-orang musyrikin, karena akan menyebabkan mereka membalas penghinaan ini dengan menghina Allah ta’ala. Allah berfirman:<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa ilmu.”</i> (QS. Al An’am: 108)</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah ta’ala melarang kaum muslimin yang hukum asalnya boleh atau bahkan disyari’atkan – menghina sesembahan orang musyrik – karena bisa menjadi sebab orang musyrik menghina Allah subhanahu wa ta’ala.<br />
<br />
Dan kita yakin dengan seyakin-yakinnya, tidak mungkin <a href="https://muslim.or.id/manhaj/meneladani-sahabat-nabi-jalan-kebenaran.html">para sahabat</a> <i>radhiyallahu ‘anhum</i> yang menyaksikan turunnya ayat ini memiliki niatan sedikitpun untuk menghina Allah ta’ala. Maka bisa kita bayangkan, jika ucapan yang menjadi sebab celaan terhadap kebenaran secara tidak langsung saja dilarang, bagaimana lagi jika celaan itu keluar langsung dari mulut kaum muslimin meskipun mereka tidak berniat untuk menghina Nabi Israil <i>‘alaihis salam</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
* * *</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Cuma sebatas istilah, yang pentingkan esensinya… bahkan para <a href="https://muslim.or.id/manhaj/mengenal-ulama-lebih-dekat-1.html">ulama</a>’ memiliki kaidah “Tidak perlu memperdebatkan istilah.”</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Di atas telah dipaparkan bahwa menamakan negeri yahudi dengan Israil merupakan celaan terhadap Nabi Israil <i>‘alaihis salam</i>, baik langsung maupun tidak langsung, baik diniatkan untuk mencela maupun tidak, semuanya dihitung mencela Nabi Israil <i>‘alaihis salam</i> tanpa terkecuali. Dan kaum muslimin yang sejati selayaknya tidak meremehkan setiap perbuatan dosa atau perbuatan yang mengundang dosa. <br />
<br />
Karena dengan meremahkannya akan menyebabkan perbuatan yang mungkin nilainya kecil menjadi besar. Sebagaimana dijelaskan oleh sebagian ulama bahwa di antara salah satu penyebab dosa kecil menjadi dosa besar adalah ketika pelakunya meremehkan dosa kecil tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Bahkan kita telah memahami bahwa mencela, menghina, melakukan tuduhan dusta kepada seorang Nabi adalah dosa besar. Akankah hal ini kita anggap ini biasa?! Sekali lagi, akan sangat membahayakan bagi seseorang, ketika dia mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan murka Allah, sementara dia tidak sadar. Mereka sangka itu perkara ringan, padahal itu perkara besar bagi Allah. (QS. An-Nur: 15)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Untuk kaidah “Tidak perlu memperdebatkan istilah”, kita tidak mengingkari keabsahan kaidah ini mengingat ungkapan tersebut merupakankaidah yang masyhur di kalangan para ulama’. Akan tetapi maksud kaidah ini tidaklah melegalkan penamaan Yahudi dengan Israel. Karena kaidah ini berlaku ketika makna istilah tersebut sudah diketahui tidak menyimpang, sebagaimana yang dipaparkan oleh Abu Hamid Al Ghazali dalam bukunya <i>Al Mustashfaa fi Ilmil Ushul</i>.<i> Istilah Israil untuk negeri yahudi telah menjadi konsensus (kesepakatan) dunia. Kita cuma ikut-ikutan…</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Setiap kaum muslimin selayaknya berusaha menjaga syi’ar-syi’ar islam, misalnya dengan belajar bahasa arab (baik lisan maupun tulisan), menghafalkan Al Qur’an, dan termasuk dalam hal ini adalah membiasakan diri untuk menggunakan istilah-istilah yang Allah gunakan dalam Al Qur’an atau dalam hadis Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> selama istilah tersebut dapat dipahami orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Sebagai bentuk pemeliharaan terhadap syi’ar islam, para sahabat terutama Umar Ibn Al Khattab <i>radhiyallahu ‘anhu</i> sangat menekankan agar umat islam mempelajari bahasa arab. Beliau pernah mengatakan: <i>“Pelajarilah bahasa arab, karena itu bagian dari agama kalian.”</i> Beliau juga mengatakan: <i> </i><br />
<i>“Hati-hati kalian dengan bahasa selain bahasa arab.”</i> Umar <i>radhiyallahu ‘anhu</i> membenci kaum muslimin membiasakan diri dengan berbicara selain bahasa arab tanpa ada kebutuhan, dan ini juga yang dipahami oleh para sahabat lainnya <i>radhiyallahu ‘anhum</i>. Mereka (para sahabat <i>radhiyallahu ‘anhum</i>) menganggap bahasa arab sebagai konsekuensi agama, sedangkan bahasa yang lainnya termasuk syi’ar kemunafikan. Karena itu, ketika para sahabat berhasil menaklukkan satu negeri tertentu, mereka segera mengajarkan bahasa arab kepada penduduknya meskipun penuh dengan kesulitan. (lihat <i>Muqaddimah Iqtidla’ Shirathal Mustaqim</i>, Syaikh Nashir al ‘Aql)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Dalam bahasa arab, waktu sepertiga malam yang awal dinamakan <i>‘atamah</i>. Orang-orang arab badui di zaman Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> memiliki kebiasaan menamai shalat Isya’ dengan nama waktu pelaksanaan shalat isya’ yaitu <i>‘atamah</i>. Kebiasaan ini kemudian diikuti oleh para sahabat <i>radhiyallahu ‘anhum</i> dengan menamakan shalat isya’ dengan shalat <i>‘atamah</i>. Kemudian Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> melarang mereka melalui sabdanya:</div>
<div style="text-align: justify;">
لا يغلبنكم الأعراب على اسم صلاتكم فإنها العشاء إنما يدعونها العتمة لإعتامهم بالإبل لحلابها</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>“Janganlah kalian ikut-ikutan orang arab badui dalam menamai shalat kalian, sesungguhnya dia adalah shalat Isya’, sedangkan orang badui menamai shalat isya dengan ‘atamah karena mereka mengakhirkan memerah susu unta sampai waktu malam.”</i> (HR. Ahmad, dinyatakan Syaikh Al Arnauth sanadnya sesuai dengan syarat Muslim)</div>
<div style="text-align: justify;">
Al Quthuby mengatakan: <i>“Agar nama shalat isya’ tidak diganti dengan nama selain yang Allah berikan, dan ini adalah bimbingan untuk memilih istilah yang lebih utama bukan karena haram digunakan dan tidak pula menunjukkan bahwa penggunaan istilah ‘atamah tidak diperbolehkan, <br />
karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menggunakan istilah ini dalam hadisnya…”</i> (<i>‘Umdatul Qori Syarh Shahih Al Bukhari</i> karya Al ‘Aini)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Demikianlah yang dilakukan Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> dan para sahabat dalam menjaga syi’ar islam. Sampai menjaga istilah-istilah yang diberikan oleh Allah dan Rasul-Nya <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>, padahal penggunaan istilah asing dalam penamaan shalat isya’ tidak sampai derajat haram, karena tidak mengandung makna yang buruk.</div>
<div style="text-align: justify;">
***</div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu dengan apa kita menamai mereka?! Kita menamai mereka sebagaimana nama yang Allah berikan dalam Al-Qur’an, YAHUDI dan bukan ISRAEL. Dan sebagaimana disampaikan di atas, hendaknya setiap muslim membiasakan diri dalam menamakan sesuatu sesuai dengan yang Allah berikan. Hendaknya kita namakan orang-orang yang mengaku pengikut Nabi Isa <i>‘alahis salam</i> dengan NASRANI bukan KRISTIANI, kita namakan hari MINGGU dengan AHAD bukan MINGGU, kita namakan shalat dengan SHALAT bukan SEMBAHYANG dan seterusnya selama itu bisa dipahami oleh orang yang diajak bicara, sebagai bentuk penghormatan kita terhadap syi’ar-syi’ar agama islam. <i>Wallaahu waliyyut taufiiq…</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
***</div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis: Ammi Nur Baits<br />
<br />
Artikel www.muslim.or.id</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-50746708988071202302015-12-02T05:46:00.001-08:002015-12-02T05:56:43.240-08:00Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir - Ustadz Firanda Andirja,...<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="270" src="https://www.youtube.com/embed/B86QFgHRmWA" width="480"></iframe></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="yt-uix-button-panel" id="watch-description">
<div id="watch-description-content">
<div id="watch-description-clip">
<div id="watch-uploader-info">
<b class="watch-time-text">Diterbitkan tanggal 16 Agt 2013</b></div>
<div class="" id="watch-description-text">
<div id="eow-description">
Video Ceramah Agama: Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir - Ustadz Firanda Andirja, MA. - Yufid.TV<br />
<br />
Kajian<br />
ini menjawab permasalahan siapakah Khidir, apakah Khidir Wali atau <br />
Nabi, apakah Khidir masih Hidup, Siapakah yang lebih tinggi kedudukannya<br />
apakah Wali, Nabi ataukah Rasul, dan berbagai pelajaran yang bisa <br />
diambil dari kisah Nabi Musa dan Khidir.<br />
<br />
Download MP3 gratis Ceramah Singkat ustadz Firanda lainnya disini : <a class="yt-uix-redirect-link" dir="ltr" href="http://www.kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abu%20Abdil%20Muhsin%20Firanda%20Andirja" rel="nofollow" target="_blank" title="http://www.kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abu%20Abdil%20Muhsin%20Firanda%20Andirja">http://www.kajian.net/kajian-audio/Ce...</a><br />
<br />
Video <a class="yt-uix-redirect-link" dir="ltr" href="http://yufid.tv/" rel="nofollow" target="_blank" title="http://yufid.tv">http://yufid.tv</a> (Klik link untuk melihat koleksi video lainnya)<br />
<br />
Kunjungi juga situs Islami lainnya: * <a class="yt-uix-redirect-link" dir="ltr" href="http://www.carasholat.com/" rel="nofollow" target="_blank" title="http://www.CaraSholat.com">http://www.CaraSholat.com</a> * <a class="yt-uix-redirect-link" dir="ltr" href="http://www.konsultasisyariah.com/" rel="nofollow" target="_blank" title="http://www.KonsultasiSyariah.com">http://www.KonsultasiSyariah.com</a> * <a class="yt-uix-redirect-link" dir="ltr" href="http://www.kajian.net/" rel="nofollow" target="_blank" title="http://www.Kajian.net">http://www.Kajian.net</a> * <a class="yt-uix-redirect-link" dir="ltr" href="http://www.khotbahjumat.com/" rel="nofollow" target="_blank" title="http://www.KhotbahJumat.com">http://www.KhotbahJumat.com</a> * <a class="yt-uix-redirect-link" dir="ltr" href="http://www.kisahmuslim.com/" rel="nofollow" target="_blank" title="http://www.KisahMuslim.com">http://www.KisahMuslim.com</a> * <a class="yt-uix-redirect-link" dir="ltr" href="http://www.pengusahamuslim.com/" rel="nofollow" target="_blank" title="http://www.PengusahaMuslim.com">http://www.PengusahaMuslim.com</a> * <a class="yt-uix-redirect-link" dir="ltr" href="http://www.yufid.tv/" rel="nofollow" target="_blank" title="http://www.Yufid.TV">http://www.Yufid.TV</a> * <a class="yt-uix-redirect-link" dir="ltr" href="http://www.yufidia.com/" rel="nofollow" target="_blank" title="http://www.Yufidia.com">http://www.Yufidia.com</a> * <a class="yt-uix-redirect-link" dir="ltr" href="http://www.yufid.org/" rel="nofollow" target="_blank" title="http://www.Yufid.org">http://www.Yufid.org</a> (Official Web) * <a class="yt-uix-redirect-link" dir="ltr" href="http://www.syaria.com/" rel="nofollow" target="_blank" title="http://www.Syaria.com">http://www.Syaria.com</a> (ENGLISH) * <a class="yt-uix-redirect-link" dir="ltr" href="http://www.whatisquran.com/" rel="nofollow" target="_blank" title="http://www.Whatisquran.com">http://www.Whatisquran.com</a> (ENGLISH)<br />
<br />
***<br />
<br />
Kumpulan video ceramah agama islam pengajian islam tanya jawab konsultasi islam tausiyah motivasi islami <a class="yt-uix-redirect-link" dir="ltr" href="http://yufid.tv/" rel="nofollow" target="_blank" title="http://yufid.tv">http://yufid.tv</a><br />
<br />
Video Ceramah Agama: Kisah Nabi Musa dan Khidir - Ustadz Firanda Andirja, MA. - Yufid.TV</div>
</div>
<div id="watch-description-extras">
<ul class="watch-extras-section">
<li class="watch-meta-item yt-uix-expander-body"><br />
<h4 class="title">
Kategori<br />
</h4>
<ul class="content watch-info-tag-list">
<li><a class="yt-uix-sessionlink g-hovercard spf-link " data-sessionlink="ei=ivVeVqWNPMiwoAOMg7uIDQ" data-ytid="UC3yA8nDwraeOfnYfBWun83g" href="https://www.youtube.com/channel/UC3yA8nDwraeOfnYfBWun83g">Pendidikan</a></li>
</ul>
</li>
<li class="watch-meta-item yt-uix-expander-body"><br />
<h4 class="title">
Lisensi<br />
</h4>
<ul class="content watch-info-tag-list">
<li><a class="yt-uix-sessionlink " data-sessionlink="ei=ivVeVqWNPMiwoAOMg7uIDQ" href="https://www.youtube.com/t/creative_commons">Lisensi Atribusi Creative Commons (boleh digunakan kembali)</a></li>
</ul>
</li>
<li class="watch-meta-item yt-uix-expander-body"><br />
<h4 class="title">
<br />
</h4>
<ul class="content watch-info-tag-list">
<li><a class="yt-uix-sessionlink yt-uix-post-anchor " data-post-data="video_id=B86QFgHRmWA" data-sessionlink="ei=ivVeVqWNPMiwoAOMg7uIDQ" href="https://www.youtube.com/editor?action_new_project_from_video=1">Campur ulang video ini</a></li>
</ul>
</li>
<li class="watch-meta-item yt-uix-expander-body"><br />
<h4 class="title">
Video sumber<br />
</h4>
<ul class="content watch-info-tag-list">
<li><a class="yt-uix-sessionlink " data-sessionlink="ei=ivVeVqWNPMiwoAOMg7uIDQ" href="http://www.youtube.com/attribution?v=B86QFgHRmWA">Lihat atribusi</a></li>
</ul>
</li>
</ul>
</div>
</div>
</div>
</div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-18869257331491668632015-10-29T16:19:00.003-07:002015-10-29T16:19:43.574-07:00Musuh Dalam Karung<div class="_6a _6b" style="text-align: center;">
<h5 class="_5pbw" data-ft="{"tn":"C"}" id="js_1o">
<span class="fwn fcg"><span class="fwb fcg" data-ft="{"tn":"k"}"><span style="font-size: large;">Musuh Dalam Selimut 'Toleransi'</span></span></span></h5>
</div>
<div style="text-align: justify;">
1.
sedih saat melihat ada Muslim 'toleransi'nya over sama agama lain |
tapi nyolotnya luar biasa saat berhadapan dengan sesama Muslim</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. perbedaan yang beda agama mati-matian dibela | yang sama Islam agamanya malah dihujat mati-matian</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. saat bicara kekurangan sesama Muslim dia sangat bangga | tapi saat ummat lain ada kekurangan malah dia yang minta memaklumi</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;">
4. sejelek-jeleknya Muslim, apabila dia sudah bersyahadat, dia saudara |
adapun kekurangannya adalah tugas kita, membenahi dan menasihati<br />
<br />
5. sebagus-bagusnya yang bukan Muslim, urusannya hanya di dunia | di
akhirat kita tak bersama, di akhirat semua akan jadi sia-sia<br />
<br />
6. apalagi hanya karena berbeda paham, lantas dianggap musuh | sungguh tak adil, harusnya sesama Muslim lebih layak ditolerir<br />
<br />
7. hanya karena kita tak tumbuh jenggot, atau tak mau berjenggot |
apakah harus menjelek-jelekkan yang ingin memelihara jenggot?<br />
<br />
8.
terlepas jenggot sunnah atau tak sunnah, mencela adalah adab buruk |
yahudi dan nasrani berjenggot saja kita biarkan, ini sesama Muslim?<br />
<br />
9. padahal akidahnya sama, rujukannya juga sama Al-Qur'an dan As-Sunnah
| hanya karena beda yang boleh, seolah yang beda harus dipukul<br />
<br />
10. dari situ kita mulai belajar menyemai benih-benih takabur | "dia
wahabi aku ahlu-sunnah", "dia pelaku bid'ah aku di jalan sunnah"<br />
<br />
11. padahal yang dikata wahabi juga meniti jalan ahlu-sunnah | padahal yang dituduh bid'ah juga berdasarkan sunnah<br />
<br />
12. kita mulai meninggalkan "saling menyayangi diantara mereka" | yang
kita kedepankan ego kelompok, atau malah ego dan agenda pribadi<br />
<br />
13. coba ambil waktu sendiri, bertanyalah pada jiwa dengan tenang |
"apakah sesama Muslim yang kita benci itu telah keluar dari Islam?"<br />
<br />
14. padahal banyak yang justru jelas-jelas sesat berbeda aqidah | namun kita bungkam dan sering tertunduk mesra<br />
<br />
15. saya sering duduk dengan yang dikata wahabi-salafi | ada yang saya tak sepakat, namun lebih banyak yang sepakat<br />
<br />
16. guru-guru saya kebanyakan dari yang dikata ahlu-sunnah wal jamaah |
alhamdulillah sampai sekarang masih banyak belajar dari mereka<br />
<br />
17. selama mereka masih Muslim, ada hak yang harus kita penuhi |
darahnya, hartanya, kehormatannya, haram bagi kita, harus kita bela<br />
<br />
18. sederhana, karena saya pun tak tahu apakah saya menetapi jalan yang
benar | yang saya tahu, saya berusaha terbaik di jalan yang benar<br />
<br />
19. apalagi kelak di akhirat, saya ketahui saudara-saudara Muslim saya
itu | yang kelak membela saya dihadapan Allah, sebab cinta mereka<br />
<br />
20. masih banyak jalan yang harus ditempuh, kita perlu sahabat | masih
banyak lawan yang menunggu, kita harus bersatu padu, semua Muslim<br />
<br />
21. sudah tak perlu mengada-adakan perbedaan yang tidak ada | bijak dalam berbeda paham, selama dia Muslim, dia saudara<br />
<br />
Felix Siauw @felixsiauw<br />
<br />
22. kita harusnya tahu, lebih banyak yang bisa kita selesaikan dengan
makan bersama | ketimbang melempar ucapan berbisa nan menyakiti<br />
<h5 class="_5pbw" data-ft="{"tn":"C"}" id="js_1o">
<span class="fwn fcg"><span class="fwb fcg" data-ft="{"tn":"k"}"><a data-hovercard="/ajax/hovercard/page.php?id=68040156350&extragetparams=%7B%22fref%22%3A%22nf%22%7D" href="https://www.facebook.com/UstadzFelixSiauw/?fref=nf">Ustadz Felix Siauw</a></span></span></h5>
</div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-85909684928535134442015-10-17T09:07:00.000-07:002015-10-17T09:07:19.339-07:00Masih Takut untuk Berqurban<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLRRpVmzcxbqneU7q9SxDURiTN_tlEILAq2zBHZHkdD4A8Yx5PJ7ZXUj8qKROAhu1uHuMsTAo0RvehJ0GiLBV0-0Bs74IcBKqt9w_9qx6DGd9wxjEXByVbmhatqDkUQueCUFqgWviA4LWP/s1600/mana+milik+kita.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="228" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLRRpVmzcxbqneU7q9SxDURiTN_tlEILAq2zBHZHkdD4A8Yx5PJ7ZXUj8qKROAhu1uHuMsTAo0RvehJ0GiLBV0-0Bs74IcBKqt9w_9qx6DGd9wxjEXByVbmhatqDkUQueCUFqgWviA4LWP/s320/mana+milik+kita.jpg" width="320" /></a></div>
<h2 class="entry-title post-title" itemprop="name" style="text-align: center;">
<i>Masih Takut untuk Berqurban</i></h2>
<div class="post-meta" style="text-align: center;">
<span class="date updated">Sep 17, 2015</span><span class="vcard author meta-user"><span class="fn"><a href="http://plus.google.com/u/0/106162917497550991730" rel="author">Muhammad Abduh Tuasikal, MSc</a></span></span><span class="meta-cat"></span><span class="meta-comment last-meta"><a data-disqus-identifier="11905 http://rumaysho.com/?p=11905" href="http://rumaysho.com/11905-masih-takut-untuk-berqurban.html#disqus_thread"><br /></a></span></div>
<hr class="none" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px;" />
<div style="text-align: justify;">
Masih takut untuk berqurban tahun ini?</div>
<div style="text-align: justify;">
Apa takut kurang harta?</div>
<div style="text-align: justify;">
Apa takut kurang modal usaha?</div>
<div style="text-align: justify;">
Takut tidak bisa hidupi keluarga?</div>
<div style="text-align: justify;">
Takut jatuh miskin dan bangkrut?</div>
<div style="text-align: justify;">
Padahal sudah ada janji Allah,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“<em>Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.</em>” (QS. Saba’: 39).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nabi pun sudah meyakinkan kita,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“<em>Sedekah tidaklah mengurangi harta.</em>” (HR. Muslim no. 2558)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bisa jadi dengan qurban dan sedekah, </div>
<div style="text-align: justify;">
Allah akan buka pintu rezeki yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak pernah tuh orang berqurban dan rajin sedekah jatuh miskin dan bangkrut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan patut dipahami, ulama Syafi’iyah nyatakan, </div>
<div style="text-align: justify;">
qurban tetap lebih utama dari sedekah yang senilai qurban.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Walau qurban menurutmu tidak wajib, </div>
<div style="text-align: justify;">
bahkan ini yang jadi pendapat jumhur (mayoritas ulama) termasuk Imam Syafi’i …</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Namun …</em></div>
<div style="text-align: justify;">
Sayang saja lah kalau enggan berqurban tahun ini. Anda benar-benar rugi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Masih ragu berqurban tahun ini?</div>
<div style="text-align: justify;">
Silakan merenung. Pikir sejenak. Moga Allah buka pintu hidayah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
—</div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai disusun di pagi hari, 4 Dzulhijjah 1436 H di <a href="http://darushsholihin.com/">Darush Sholihin</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis: <a href="http://rumaysho.com/about-me" target="_blank">Muhammad Abduh Tuasikal</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Artikel <a href="http://rumaysho.com/">Rumaysho.Com</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ikuti update artikel Rumaysho.Com di <a href="https://www.facebook.com/rumaysho" target="_blank">Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat (sudah 3,6 juta fans)</a>, <a href="https://www.facebook.com/muhammad.tuasikal" target="_blank">Facebook Muhammad Abduh Tuasikal</a>, <a href="https://twitter.com/RumayshoCom" target="_blank">Twitter @RumayshoCom</a>, <a href="https://instagram.com/rumayshocom" target="_blank">Instagram RumayshoCom</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk bertanya pada Ustadz, cukup tulis pertanyaan di kolom komentar. Jika ada kesempatan, beliau akan jawab.</div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-25005008556175026912015-10-17T09:02:00.002-07:002015-10-17T09:02:20.771-07:00Menyembelih Qurban Sebelum Waktunya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0wc11edoE_pO3HrloNPFD_tBmxmXf9CsWk59WC4dhSE4z7S1YluP020gm-D0g908g79A-uIUra8zkFkjdW_OTPl0zeh4zg3bmF_14OuRoHp-y6Ko8RRQZvygC40Q6tZz16n9_nY5ZhhvT/s1600/Qurban-designstyle-kiddo-m.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="118" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0wc11edoE_pO3HrloNPFD_tBmxmXf9CsWk59WC4dhSE4z7S1YluP020gm-D0g908g79A-uIUra8zkFkjdW_OTPl0zeh4zg3bmF_14OuRoHp-y6Ko8RRQZvygC40Q6tZz16n9_nY5ZhhvT/s320/Qurban-designstyle-kiddo-m.png" width="320" /></a></div>
<h2 class="entry-title post-title" itemprop="name" style="text-align: center;">
<i>Menyembelih Qurban Sebelum Waktunya</i></h2>
<div class="post-meta" style="text-align: center;">
<span class="date updated">Sep 18, 2015</span><span class="vcard author meta-user"><span class="fn"><a href="http://plus.google.com/u/0/106162917497550991730" rel="author">Muhammad Abduh Tuasikal, MSc</a></span></span><span class="meta-comment last-meta"></span></div>
<hr class="none" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px;" />
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana jika waktu penyembelihan qurban belum masuk waktunya, namun qurban sudah disembelih?</div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote>
Misalnya berdasarkan berdasarkan penglihatan hilal
(rukyatul hilal yang jadi perintah Rasul), 10 Dzulhijjah jatuh hari
Kamis, namun ada yang menyembelih qurban pada hari Rabunya. Apakah sah
seperti itu?</blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Kita bisa merujuk pada dalil berikut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Al-Bara’ bin ‘Azib <em>radhiyallahu ‘anhu</em> menuturkan bahwa Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> menyampaikan khutbah kepada para sahabat pada hari Idul Adha setelah mengerjakan shalat Idul Adha. Beliau <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam </em>bersabda,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
مَنْ
صَلَّى صَلاَتَنَا وَنَسَكَ نُسُكَنَا فَقَدْ أَصَابَ النُّسُكَ ، وَمَنْ
نَسَكَ قَبْلَ الصَّلاَةِ فَإِنَّهُ قَبْلَ الصَّلاَةِ ، وَلاَ نُسُكَ لَهُ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“<em>Siapa yang shalat seperti shalat kami dan menyembelih qurban
seperti qurban kami, maka ia telah mendapatkan pahala qurban.
Barangsiapa yang berqurban sebelum shalat Idul Adha, maka itu hanyalah
sembelihan yang ada sebelum shalat dan tidak teranggap sebagai qurban</em>.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Abu Burdah yang merupakan paman dari Al-Bara’ bin ‘Azib dari jalur ibunya berkata,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
يَا
رَسُولَ اللَّهِ ، فَإِنِّى نَسَكْتُ شَاتِى قَبْلَ الصَّلاَةِ ،
وَعَرَفْتُ أَنَّ الْيَوْمَ يَوْمُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ ، وَأَحْبَبْتُ أَنْ
تَكُونَ شَاتِى أَوَّلَ مَا يُذْبَحُ فِى بَيْتِى ، فَذَبَحْتُ شَاتِى
وَتَغَدَّيْتُ قَبْلَ أَنْ آتِىَ الصَّلاَةَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“<em>Wahai Rasulullah, aku telah menyembelih kambingku sebelum shalat
Idul Adha. Aku tahu bahwa hari itu adalah hari untuk makan dan minum.
Aku senang jika kambingku adalah binatang yang pertama kali disembelih
di rumahku. Oleh karena itu, aku menyembelihnya dan aku sarapan
dengannya sebelum aku shalat Idul Adha</em>.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> pun berkata,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
شَاتُكَ شَاةُ لَحْمٍ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“<em>Kambingmu hanyalah kambing biasa (namun bukan kambing qurban).</em>” (HR. Bukhari no. 955)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam hadits lain disebutkan,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ – رضى الله عنه – قَالَ قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله
عليه وسلم – « مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاَةِ فَإِنَّمَا ذَبَحَ لِنَفْسِهِ
، وَمَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَقَدْ تَمَّ نُسُكُهُ ، وَأَصَابَ
سُنَّةَ الْمُسْلِمِينَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari Anas bin Malik <em>radhiyallahu ‘anhu</em>, ia berkata bahwa Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, “<em>Barangsiapa
yang menyembelih qurban sebelum shalat (Idul Adha), maka ia berarti
menyembelih untuk dirinya sendiri. Barangsiapa yang menyembelih setelah
shalat (Idul Adha), maka ia telah menyempurnakan manasiknya dan ia telah
melakukan sunnah kaum muslimin</em>.” (HR. Bukhari no. 5546)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
عَنْ
جُنْدَبٍ أَنَّهُ شَهِدَ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَوْمَ
النَّحْرِ صَلَّى ثُمَّ خَطَبَ فَقَالَ « مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ أَنْ
يُصَلِّىَ فَلْيَذْبَحْ مَكَانَهَا أُخْرَى ، وَمَنْ لَمْ يَذْبَحْ
فَلْيَذْبَحْ بِاسْمِ اللَّهِ »</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari Jundab, ia menyaksikan Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> lalu beliau berkhutbah dan bersabda, “<em>Barangsiapa
yang menyembelih sebelum shalat ‘ied, hendaklah ia mengulanginya. Dan
yang belum menyembelih, hendaklah ia menyembelih dengan menyebut
‘bismillah’</em>.” (HR. Bukhari no. 7400 dan Muslim no. 1960)</div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote>
Dalil di atas menunjukkan orang yang menyembelih qurban
sebelum waktunya, maka dagingnya dianggap hanya daging biasa. Apakah
halal? Halal, namun dagingnya bukan berstatus daging qurban.</blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Nawawi <em>rahimahullah</em> dalam <em>Syarh Shahih Muslim</em>
(13: 110) berkata, “Hendaklah qurban itu disembelih setelah shalat
bersama imam. Demikian qurban tersebut dikatakan sah. Sebagaimana kata
Ibnul Mundzir, “Para ulama sepakat bahwa udhiyah (qurban) tidaklah boleh
disembelih sebelum terbit fajar pada hari Idul Adha.” Sedangkan waktu
setelah itu (setelah terbit fajar), para ulama berselisih pendapat. Imam
Syafi’i, Daud (Azh Zhohiriy), Ibnul Mundzir dan selain mereka
berpendapat bahwa waktu penyembelihan qurban itu masuk jika matahari
telah terbit dan lewat sekitar shalat ‘ied dan dua khutbah dilaksanakan.
Jika qurban disembelih setelah waktu itu, sahlah qurbannya, baik imam
melaksanakan shalat ‘ied ataukah tidak, baik imam melaksanakan shalat
Dhuha ataukah tidak, begitu pula baik yang melaksanakan qurban adalah
penduduk negeri atau kampung atau bawadi atau musafir, juga baik imam
telah menyembelih qurbannya ataukah belum. …”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Hanya Allah yang memberi taufik.</em></div>
<div style="text-align: justify;">
—</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai disusun menjelang Jumatan, 4 Dzulhijjah 1436 H, di <a href="http://darushsholihin.com/">Darush Sholihin Panggang</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis: <a href="http://rumaysho.com/about-me" target="_blank">Muhammad Abduh Tuasikal</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Artikel <a href="http://rumaysho.com/">Rumaysho.Com</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ikuti update artikel Rumaysho.Com di <a href="https://www.facebook.com/rumaysho" target="_blank">Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat (sudah 3,6 juta fans)</a>, <a href="https://www.facebook.com/muhammad.tuasikal" target="_blank">Facebook Muhammad Abduh Tuasikal</a>, <a href="https://twitter.com/RumayshoCom" target="_blank">Twitter @RumayshoCom</a>, <a href="https://instagram.com/rumayshocom" target="_blank">Instagram RumayshoCom</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk bertanya pada Ustadz, cukup tulis pertanyaan di kolom komentar. Jika ada kesempatan, beliau akan jawab.</div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-32717205444143986522015-10-17T08:58:00.002-07:002015-10-17T08:58:50.345-07:00Satu Keluarga Lebih Dari Satu Qurban<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTU4EoUZ60BJmFXB_E8lSnQ2yLx0xe9AxA3F845N4DBgnSOBC0-2YHDy1mE1XUFGGBlrgY4jAB8DVTS_vS-edVNsQGXzb2vsmGLygJxaeqIda5hWN9fOBoI_qLFDRBdATnfIxM7eQRm8HC/s1600/tabungan-qurban.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="182" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTU4EoUZ60BJmFXB_E8lSnQ2yLx0xe9AxA3F845N4DBgnSOBC0-2YHDy1mE1XUFGGBlrgY4jAB8DVTS_vS-edVNsQGXzb2vsmGLygJxaeqIda5hWN9fOBoI_qLFDRBdATnfIxM7eQRm8HC/s320/tabungan-qurban.jpg" width="320" /></a></div>
<h2 class="entry-title post-title" itemprop="name" style="text-align: center;">
<i>Tak Keliru: Satu Keluarga Lebih Dari Satu Qurban</i></h2>
<div class="post-meta" style="text-align: center;">
<span class="date updated">Sep 24, 2015</span><span class="vcard author meta-user"><span class="fn"><a href="http://plus.google.com/u/0/106162917497550991730" rel="author">Muhammad Abduh Tuasikal, MSc</a></span></span><span class="meta-cat"></span><span class="meta-comment last-meta"><a data-disqus-identifier="11935 http://rumaysho.com/?p=11935" href="http://rumaysho.com/11935-tak-keliru-satu-keluarga-lebih-dari-satu-qurban.html#disqus_thread"> </a></span></div>
<hr class="none" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px;" />
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya tak keliru jika satu keluarga lebih dari satu qurban.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalil yang mendukung bahwa satu qurban boleh untuk satu keluarga (dalam hal pahala), dari ‘Atho’ bin Yasar, ia berkata,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
سَأَلْتُ
أَبَا أَيُّوبَ الأَنْصَارِيَّ كَيْفَ كَانَتْ الضَّحَايَا عَلَى عَهْدِ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ فَقَالَ : كَانَ
الرَّجُلُ يُضَحِّي بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ ،
فَيَأْكُلُونَ وَيُطْعِمُونَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku pernah bertanya pada Ayyub Al Anshori, bagaimana qurban di masa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Beliau menjawab, “Seseorang
biasa berqurban dengan seekor kambing (diniatkan) untuk dirinya dan satu
keluarganya. Lalu mereka memakan qurban tersebut dan memberikan makan
untuk yang lainnya.” (HR. Tirmidzi no. 1505 dan Ibnu Majah no. 3147.
Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini <em>shahih</em>) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana jika satu keluarga berqurban lebih dari satu?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Al-Lajnah Ad-Daimah ditanya, “Ada keluarga terdiri dari 22 anggota.
Mereka tinggal di satu rumah dan yang beri nafkah pun satu orang. Di
hari Idul Adha yang penuh berkah, mereka berencana berqurban dengan satu
qurban. Apakah seperti ini sah atau mesti dengan dua qurban?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jawaban para ulama yang duduk di Lajnah, “Jika anggota keluarga
banyak dan berada dalam satu rumah, maka boleh saja berqurban dengan
satu qurban. Akan tetapi jika bisa berqurban lebih dari satu, itu lebih
afdhal.” (<em>Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah</em>, 11: 408)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam madzhab Syafi’i juga dijelaskan bahwa satu qurban untuk satu keluarga adalah<a href="http://rumaysho.com/11841-qurban-untuk-satu-keluarga-sunnah-kifayah.html" target="_blank"> sunnah kifayah</a>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Abu Bakr bin Muhammad bin ‘Abdul Mu’min –semoga Allah merahmati
beliau– berkata, “Qurban itu adalah sunnah kifayah. Maksudnya, jika satu
anggota keluarga sudah melakukannya, maka semuanya telah memenuhi yang
sunnah. Seandainya tidak ada yang berqurban dalam satu keluarga, hal itu
dimakruhkan. Namun tentu saja yang dikenakan di sini adalah orang yang
merdeka dan berkemampuan.” (<em>Kifayah Al-Akhyar fi Halli Ghayah Al-Ikhtishar</em>, hlm. 579).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bisa disimpulkan dari pendapat Syafi’iyah bahwa jika satu keluarga
ada yang berqurban lebih dari satu juga dibolehkan. Misal dalam satu
keluarga ada kepala keluarga yang berqurban dan istrinya dengan dua
qurban, itu sah-sah saja. <em>Wallahu a’lam.</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Hanya Allah yang memberi taufik.</em></div>
<div style="text-align: justify;">
—</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Disusun di Malam Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1436 H di <a href="http://darushsholihin.com/">Darush Sholihin</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis: <a href="http://rumaysho.com/about-me" target="_blank">Muhammad Abduh Tuasikal</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Artikel <a href="http://rumaysho.com/">Rumaysho.Com</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ikuti update artikel Rumaysho.Com di <a href="https://www.facebook.com/rumaysho" target="_blank">Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat (sudah 3,6 juta fans)</a>, <a href="https://www.facebook.com/muhammad.tuasikal" target="_blank">Facebook Muhammad Abduh Tuasikal</a>, <a href="https://twitter.com/RumayshoCom" target="_blank">Twitter @RumayshoCom</a>, <a href="https://instagram.com/rumayshocom" target="_blank">Instagram RumayshoCom</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk bertanya pada Ustadz, cukup tulis pertanyaan di kolom komentar. Jika ada kesempatan, beliau akan jawab.</div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-38845484335639476852015-10-17T08:55:00.001-07:002015-10-17T08:55:23.656-07:00Sepakat Ulama Tentang Hisab<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKh50xDXvtX9-CjkO8kP1Tj7rZSGSTFf_eKvHSs5gd-nJkID7V9kiHAK3vV93b4BibpLmm8x64rG7l-p3n6HYhUKSg6ZzSo0NKPsiUMr3KxxpP7QLaHlL-Bh10O5CMFM_PfsBJjRJ4eBdM/s1600/Rukyat-antara.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKh50xDXvtX9-CjkO8kP1Tj7rZSGSTFf_eKvHSs5gd-nJkID7V9kiHAK3vV93b4BibpLmm8x64rG7l-p3n6HYhUKSg6ZzSo0NKPsiUMr3KxxpP7QLaHlL-Bh10O5CMFM_PfsBJjRJ4eBdM/s320/Rukyat-antara.jpg" width="320" /></a></div>
<h2 class="entry-title post-title" itemprop="name" style="text-align: center;">
<i>Sepakat Ulama Tentang Hisab</i></h2>
<div class="post-meta" style="text-align: center;">
<span class="date updated">Sep 27, 2015</span><span class="vcard author meta-user"><span class="fn"><a href="http://plus.google.com/u/0/106162917497550991730" rel="author">Muhammad Abduh Tuasikal, MS<span style="color: black;">c</span></a></span></span><span class="meta-cat"></span><span class="meta-comment last-meta"><a data-disqus-identifier="11952 http://rumaysho.com/?p=11952" href="http://rumaysho.com/11952-sepakat-ulama-tentang-hisab.html#disqus_thread"><br /></a></span></div>
<hr class="none" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px;" />
<div style="text-align: justify;">
Berikut adalah kata sepakat ulama tentang penggunaan ilmu hisab dalam penentuan ibadah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h4 style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Nukilan Sepakat Ulama di Masa Silam</span></h4>
<div style="text-align: justify;">
Al Baaji berkata,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
إِجْمَاعُ السَّلَفِ عَلَى عَدَمِ الاِعْتِدَادِ بِالحِسَابِ ، وَأَنَّ إِجْمَاعَهُمْ حُجَّةٌ عَلَى مَنْ بَعْدَهُمْ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Para ulama sepakat bahwa metode hisab bukanlah jadi tolak ukur dalam
penentuan awal bulan. Kesepatan para ulama inilah yang jadi argumen
untuk meruntuhkan pendapat mereka yang masih membela metode hisab.” (<em>Fath Al-Baari</em>, 4: 127)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu pula Ibnu Bazizah berkata, “Madzhab (yang berpegang pada
hisab, pen.) adalah madzhab batil. Sungguh syariat Islam telah melarang
seseorang untuk terjun dalam ilmu nujum. Karena ilmu ini hanya sekedar
perkiraan (zhon) dan bukanlah ilmu yang pasti (qoth’i) bahkan bukan
sangkaan kuat. Seandainya suatu perkara dikaitkan dengan ilmu hisab,
sungguh akan mempersempit karena tidak ada yang menguasai ilmu ini
kecuali sedikit”. (<em>Fath Al-Baari</em>, 4: 127)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h4 style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Ucapan Tegas dari Syaikh Ibnu Baz bagi Ulama Belakangan yang Menyelisihi Sepakat Ulama</span></h4>
<div style="text-align: justify;">
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz ditanya mengenai hukum menjadikan hisab
falaki sebagai standar dalam penentuan awal bulan. Fatwa ini dimuat di
Majalah Al-Jami’ah Al-Islamiyyah di Madinah Al-Munawwarah, tahun 1394 H.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beliau menjelaskan bahwa, Allah <em>Subhanahu wa Ta’ala</em> telah
mengaitkan banyak hukum dengan memakai patokan hilal, seperti dalam hal
puasa, haji, hari raya, begitu pula perhitungan bulan pada masalah
‘iddah dan ila’. Karena hilal adalah hal yang bisa disaksikan dan
dilihat oleh setiap mata. Sesuatu lebih bisa diketahui dengan melihat
langsung. Oleh karenanya Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>
mengaitkan hukum dengan hilal, di mana hilal ini dilihat. Rukyatul
hilal ini dapat dilakukan oleh siapa saja. Tentu tidak ada kerancuan
dalam penentuannya. Sebagaimana perintah rukyatul hilal ini disebutkan
oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ ، لاَ نَكْتُبُ وَلاَ نَحْسِبُ ,الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“<em>Sesungguhnya kami adalah umat ummiyah. Kami tidak mengenal
kitabah (tulis-menulis) dan tidak pula mengenal hisab. Bulan itu seperti
ini (beliau berisyarat dengan bilangan 29) dan seperti ini (beliau
berisyarat dengan bilangan 30).</em>” (HR. Bukhari no. 1913 dan Muslim no. 1080)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam hadits lainnya, Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
لاَ تَصُوْمُوْا حَتَّى تَرَوْا الِهلاَلَ وَلاَ تُفْطِرُوْا حَتَّى تَرَوْهُ ، فَإِنْ غُمَّ عليكم فأكملوا العدة ثلاثين</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“<em>Janganlah kalian biasa hingga melihat hilal. Janganlah kalian
berbuka hingga melihat hilal. Jika hilal itu tertutup awan, maka
genapkanlah bulan menjadi tiga puluh hari.</em>” (HR. Bukhari no. 1906, 1907 dan Muslim no. 1080)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Syaikh Ibnu Baz melanjutkan,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
ومن
هذا يتبين أن المعول عليه في إثبات الصوم والفطر وسائر الشهور هو الرؤية،
أو إكمال العدة، ولا عبرة شرعا بمجرد ولادة القمر في إثبات الشهر القمري
بدءا وانتهاء بإجماع أهل العلم المعتد بهم ، ما لم تثبت رؤيته شرعا. وهذا
بالنسبة لتوقيت العبادات، ومن خالف في ذلك من المعاصرين فمسبوق بإجماع من
قبله وقوله مردود ؛ لأنه لا كلام لأحد مع سنة رسول الله صلى الله عليه
وسلم، ولا مع إجماع السلف. أما حساب سير الشمس والقمر فلا يعتبر في هذا
المقام</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hadits di atas menunjukkan secara jelas bahwa dalam penetapan puasa,
berhari raya Idul Fitri, dan penentuan bulan lainnya adalah dengan
rukyatul hilal, kalau tidak dengan menggenapkan bulan menjadi tiga puluh
hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan wujudnya hilal (lahirnya bulan) di awal dan akhir tidaklah
dijadikan patokan untuk kalender qamariyah. Hal ini disepakati oleh para
ulama. Selama hilal (awal bulan) tidak terlihat, maka tidak dijadikan
standar syar’i. Ini berkaitan dengan penetapan waktu ibadah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun ulama belakangan yang menyelisihi kesepakatan di atas,
perkataan dialah yang tertolak. Karena tidak boleh kita dahulukan
perkataan manusia biasa di atas sabda Rasul <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>. Dan tidak boleh perkataan segelintir orang belakangan mengalahkan ijma’ salaf (sepakat ulama) yang terlebih dahulu ada.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan hisab dalam pergerakan matahari dan bulan bukanlah jadi patokan dalam masalah ini. (<em>Majmu’ Fatawa Ibnu Baz</em>, 15: 111)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada pula yang menukil perkataan Syaikh Ibnu Baz dan menjadikan dalil
sebagai pendukung hisab lokal, bukan dengan hisab yang berada di Saudi
Arabia. Nukilannya sebagai berikut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
فَأَمَّا
قَوْلُ مَنْ قَالَ : إِنَّهُ يَنْبَغِي أَنْ يَكُوْنَ المعْتَبَر رُؤْيَةَ
هِلاَلِ مَكَّةَ خَاصَّةٌ، فَلاَ أَصْلَ لَهُ وَلاَ دَلِيْلَ عَلَيْهِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun orang yang mengatakan bahwa yang diakui adalah rukyah hilal
Mekkah, maka pendapat ini tidak ada dasar dan tidak ada dalilnya. (<em>Majmu’ Fatawa Ibnu Baz</em>, 15: 114)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perkataan Syaikh Ibnu Baz itu benar. Namun perkataan itu bukan
mendukung hisab, namun untuk mendukung rukyatul hilal. Jadi, mohon
ketika menukil fatwa bisa menafsirkan sesuai dengan maksud pemberi
fatwa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h4 style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Kalau Ada Nukilan Ijma’ Ulama, Maka …</span></h4>
<div style="text-align: justify;">
Kalau ada nukilan ijma’ ulama, maka tidak tepat kaedah ini digunakan,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
لاَ إِنْكَارَ فِي مَسَائِلِ الاِجْتِهَادِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidak ada pengingkaran dalam masalah ijtihadiyah.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena masalah hisab bukan lagi masalah yang boleh diijtihadkan.
Karena menurut kesepakatan ulama tidak boleh hisab dijadikan standar
dalam penentuan awal bulan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau dikatakan para ulama sepakat, maka itu berarti ijma’. Kata
sepakat ini bukan kata sepakat sembarang orang, bukan orang awam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan umat tidak mungkin bersepakat dalam kesesatan, sehingga menyelisihi ijma’ itu teramat bahaya. Sebagaimana Allah <em>Ta’ala</em> berfirman,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
وَمَنْ
يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى
وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى
وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“<em>Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran
baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami
biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan
Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk
tempat kembali</em>.”(QS. An Nisa’: 115). Jalan orang-orang mukmin
inilah ijma’ (kesepakatan) ulama kaum muslimin. Ayat ini menunjukkan
bahwa mengikuti ijma’ itu wajib.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam hadits disebutkan,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
إِنَّ أُمَّتِى لَا تَجْتَمِعُ عَلَى ضَلاَلَةٍ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“<em>Sesungguhnya umatku tidak akan mungkin bersepakat dalam kesesatan.</em>” (HR. Ibnu Majah no. 3950. Sanad hadits ini <em>dha’if jiddan</em>)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perhatikan kata Prof. T. Djamaluddin, “TIDAK ADA model astronomis
tentang wujudul hilal. Silakan cari di berbagai literatur astronomi,
termasuk googling. Terminologi WH hanya ada di Muhammadiyah. Arab saudi
menggunakan konsep serupa hanya untuk kepraktisan kalender sipil, bukan
untuk penentuan waktu ibadah. TIDAK ADA di belahan dunia mana pun yang
menggunakan konsep WH untuk penentuan waktu ibadah.” (Sumber: <a href="https://tdjamaluddin.wordpress.com/category/2-hisab-rukyat/page/2/">Hisab Rukyat</a>).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana dengan hisab dalam penentuan jadwal shalat? Kenapa boleh?
Tunggu bahasan selanjutnya. Baca sebelumnya ada tulisan kami: <a href="http://rumaysho.com/3474-kelemahan-metode-hisab.html">Kelemahan Metode Hisab</a>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Wallahu waliyyut taufiq.</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
—</div>
<div style="text-align: justify;">
Diselesaikan di hari tasyriq, 12 Dzulhijjah 1436 H di <a href="http://darushsholihin.com/">Darush Sholihin</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis: <a href="http://rumaysho.com/about-me" target="_blank">Muhammad Abduh Tuasikal</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Artikel <a href="http://rumaysho.com/">Rumaysho.Com</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ikuti update artikel Rumaysho.Com di <a href="https://www.facebook.com/rumaysho" target="_blank">Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat (sudah 3,6 juta fans)</a>, <a href="https://www.facebook.com/muhammad.tuasikal" target="_blank">Facebook Muhammad Abduh Tuasikal</a>, <a href="https://twitter.com/RumayshoCom" target="_blank">Twitter @RumayshoCom</a>, <a href="https://instagram.com/rumayshocom" target="_blank">Instagram RumayshoCom</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk bertanya pada Ustadz, cukup tulis pertanyaan di kolom komentar. Jika ada kesempatan, beliau akan jawab.</div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-52335545502091967652015-10-17T08:51:00.001-07:002015-10-17T08:51:23.423-07:00Hisab untuk Jadwal Shalat, Bolehkah?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUTsJWfAdkz46_J7AX96ugCX6GbUBacnCU8GhiQc50amrNqi8heUBKIRgR3PNM-CTvmbpBzQY-nPCRSYqVFugpSIenBf3G7pGakZFo-bSw4IxM1qIzpH1Zwu4GxtQWKzEGpoSwgqFrzHiL/s1600/rukyat200809-300x2431.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="259" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUTsJWfAdkz46_J7AX96ugCX6GbUBacnCU8GhiQc50amrNqi8heUBKIRgR3PNM-CTvmbpBzQY-nPCRSYqVFugpSIenBf3G7pGakZFo-bSw4IxM1qIzpH1Zwu4GxtQWKzEGpoSwgqFrzHiL/s320/rukyat200809-300x2431.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<h2 class="entry-title post-title" itemprop="name" style="text-align: center;">
<i>Hisab untuk Jadwal Shalat, Bolehkah?</i></h2>
<div class="post-meta" style="text-align: center;">
<span class="date updated">Sep 29, 2015</span><span class="vcard author meta-user"><span class="fn"><a href="http://plus.google.com/u/0/106162917497550991730" rel="author">Muhammad Abduh Tuasikal, MSc</a></span></span><span class="meta-comment last-meta"></span></div>
<hr class="none" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px;" />
<div style="text-align: justify;">
Hisab untuk jadwal shalat, bolehkah?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita tahu bahwa penentuan awal bulan adalah dengan <a href="http://rumaysho.com/399-menentukan-awal-ramadhan-dengan-hilal-dan-hisab.html">rukyatul hilal</a>. Jika rukyatul hilal tidaklah bisa dilakukan barulah dengan <em>istikmal</em> (<em>itmam</em>)
yaitu menyempurnakan bulan menjadi 30 hari. Kenapa tidak boleh
menggunakan hisab untuk penetapan awal bulan dalam hal ibadah? Sedangkan
untuk jadwal shalat kadang menggunakan hisab, tanpa mesti melihat
keadaan yang ada di langit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk waktu shalat, telah dibahas oleh Rumaysho.Com secara panjang lebar <a href="http://rumaysho.com/tag/waktu-shalat">di sini</a>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengenai perbedaan antara penetapan awal bulan hijriyah untuk hal
ibadah dengan penetapan waktu shalat diterangkan oleh guru kami, Syaikh
Sa’ad Al-Khatslan <em>hafizhahullah </em>yang saat ini menjabat sebagai anggota <em>Al-Lajnah Ad-Daimah li Al-Buhuts Al-‘Ilmiyyah wa Al-Ifta’</em> (Komisi Fatwa Kerajaan Saudi Arabia) sebagai berikut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah menjadikan sebab untuk penetapan waktu shalat. Ketika sebab ini
ditemukan dengan cara apa pun, maka hukum shalat itu berlaku. Misalnya
saja, shalat Zhuhur. Yang menandakan masuknya waktu Zhuhur adalah dengan
zawalnya matahari, yaitu tergelincirnya matahari ke arah barat. Jika
telah diketahui zawalnya matahari dengan cara apa pun, maka masuklah
waktu Zhuhur. Begitu pula ketika diketahui panjang bayangan seseorang
sama dengan tingginya, maka hukum akhir waktu shalat Zhuhur berlaku.
Karenanya, waktu shalat bisa diketahui melalui hisab falaki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun untuk masalah hilal, syari’at tidak menjadikan terbitnya hilal
(bulan tsabit) sebagai patokan untuk berpuasa. Penglihatan hilal tidak
ada kaitannya dengan terbitnya hilal (bulan tsabit). Jika penglihatan
hilal itu tidak tercapai, maka tidak ada sebab syar’i untuk berpuasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ringkasnya, untuk waktu shalat, syari’at menjadikan berbagai sebab
sebagai pertanda masuknya waktu shalat. Jika sebab tersebut ditemukan
dengan cara apa pun, maka berlakulah hukum masuknya waktu shalat.
Mungkin saja hal itu diketahui dengan cara hisab lewat ilmu falak.
Adapun untuk masuk awal bulan, dijadikan sebab adanya hukum adalah
dengan penglihatan, sedangkan hisab tidak dijadikan patokan dalam
masalah ini. Yang dijadikan sebab hanyalah rukyatul hilal untuk masalah
ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk memasuki awal bulan, kita dapati dalil menyebutkan, “<em>Berpuasalah karena melihat hilal</em>.” Dan tidak dikatakan, berpuasalah karena keluarnya hilal dari sarangnya. Namun hanya dikatakan oleh Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, “<em>Berpuasalah karena melihat hilal</em>.” Sedangkan untuk waktu shalat, misal waktu Zhuhur disebutkan, “<em>Kerjakanlah shalat karena zawalnya matahari (tergelincirnya matahari ke arah barat, pen.).</em>”
Ini jelas berbeda, masuknya awal bulan disuruh melihat, sedangkan waktu
shalat cuma mengetahui keadaan. Sehingga tak tepat jika penentuan awal
bulan diqiyaskan (disamakan) dengan jadwal shalat. (Sumber fatwa: <a href="http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=149660">Ahlalhdeeth.Com</a>)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk penetapan waktu shalat, cukup dengan mengetahui keadaan, yang
di mana bisa diketahui lewat ilmu hisab. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr <em>radhiyallahu ‘anhuma</em>, Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
وَقْتُ
الظُّهْرِ إِذَا زَالَتِ الشَّمْسُ وَكَانَ ظِلُّ الرَّجُلِ كَطُولِهِ مَا
لَمْ يَحْضُرِ الْعَصْرُ وَوَقْتُ الْعَصْرِ مَا لَمْ تَصْفَرَّ الشَّمْسُ
وَوَقْتُ صَلاَةِ الْمَغْرِبِ مَا لَمْ يَغِبِ الشَّفَقُ وَوَقْتُ صَلاَةِ
الْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ الأَوْسَطِ وَوَقْتُ صَلاَةِ الصُّبْحِ
مِنْ طُلُوعِ الْفَجْرِ مَا لَمْ تَطْلُعِ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتِ
الشَّمْسُ فَأَمْسِكْ عَنِ الصَّلاَةِ فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَىْ
شَيْطَانٍ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“<em>Waktu Zhuhur dimulai saat matahari tergelincir ke barat (waktu
zawal) hingga bayangan seseorang sama dengan tingginya dan selama belum
masuk waktu ‘Ashar. Waktu Ashar masih terus ada selama matahari belum
menguning. Waktu shalat Maghrib adalah selama cahaya merah (saat
matahari tenggelam) belum hilang. Waktu shalat ‘Isya’ ialah hingga
pertengahan malam. Waktu shalat Shubuh adalah mulai terbit fajar
(shodiq) selama matahari belum terbit. Jika matahari terbit, maka
tahanlah diri dari shalat karena ketika itu matahari terbit antara dua
tanduk setan</em>.” (HR. Muslim no. 612). Di dalam hadits tidak
dipersyaratkan harus melihat keadaan matahari. Berarti dengan ilmu hisab
pun bisa diperkirakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk masalah melihat hilal disebutkan dalam hadits Ibnu ‘Umar <em>radhiyallahu ‘anhuma</em>, Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="font-family: Traditional Arabic; font-size: 23px; text-align: justify;">
إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا, وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا, فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“<em>Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. Jika kalian
melihatnya lagi, maka berhari rayalah. Jika hilal tertutup, maka
genapkanlah (bulan menjadi 30 hari)</em>.” (HR. Bukhari no. 1900 dan Muslim no. 1080). Lihatlah di sini dipersyaratkan melihat, tidak dengan hisab.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Baca pula artikel: <a href="http://rumaysho.com/2942-menggunakan-jadwal-waktu-shalat-sebagai-patokan.html">Menggunakan Jadwal Waktu Shalat Sebagai Patokan</a>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Wallahu a’lam bish shawwab. Hanya Allah yang memberi taufik.</em></div>
<div style="text-align: justify;">
—</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai disusun di <a href="http://darushsholihin.com/">Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul</a>, 15 Dzulhijjah 1436 H</div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis: <a href="http://rumaysho.com/about-me" target="_blank">Muhammad Abduh Tuasikal</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Artikel <a href="http://rumaysho.com/">Rumaysho.Com</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ikuti update artikel Rumaysho.Com di <a href="https://www.facebook.com/rumaysho" target="_blank">Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat (sudah 3,6 juta fans)</a>, <a href="https://www.facebook.com/muhammad.tuasikal" target="_blank">Facebook Muhammad Abduh Tuasikal</a>, <a href="https://twitter.com/RumayshoCom" target="_blank">Twitter @RumayshoCom</a>, <a href="https://instagram.com/rumayshocom" target="_blank">Instagram RumayshoCom</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk bertanya pada Ustadz, cukup tulis pertanyaan di kolom komentar. Jika ada kesempatan, beliau akan jawab.</div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-16196752505792916902015-08-30T06:12:00.002-07:002015-10-17T08:42:49.466-07:00Darah Kebiasaan Wanita<div class="article-header above-content" style="text-align: justify;">
<div class="meta" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL6vywr-2sUQQSVFRn3laZEwDyaxj-fJhyphenhyphenNZONcC32nBkaIJ0503JwooV6TE6lGv2WeN-v668E242xwxL49XmnS6F-66xRzoGpSxme105p2kNV2t0rHq7kbBlsEESiVBlHTGWzyGZ6g3QJ/s1600/haid1-1-710696.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL6vywr-2sUQQSVFRn3laZEwDyaxj-fJhyphenhyphenNZONcC32nBkaIJ0503JwooV6TE6lGv2WeN-v668E242xwxL49XmnS6F-66xRzoGpSxme105p2kNV2t0rHq7kbBlsEESiVBlHTGWzyGZ6g3QJ/s320/haid1-1-710696.jpg" width="282" /></a></div>
<h1 class=" xt-post-title" itemprop="name headline" style="text-align: center;">
</h1>
<h1 class=" xt-post-title" itemprop="name headline" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><i>Darah Kebiasaan Wanita
</i></span></h1>
<i>
</i><h3 class="subheader xt-post-excerpt" itemprop="description">
<i>
Penulis: Ummul Hasan Muraja’ah: Ust. Aris Munandar Haid bagi
wanita merupakan salah satu bentuk nikmat dari Allah. Keberadaan darah
haid pada wanita menunjukkan bahwa wanita tersebut memiliki kemampuan …
</i></h3>
<div class="row in-container collapse">
<div class="xsmall-12 small-7 column">
<span>
<span class="">
<span class="author xt-post-author" itemprop="author" itemscope="" itemtype="http://schema.org/Person">
By
<span itemprop="name">
<a href="http://muslimah.or.id/author/muslimah-or-id-2" itemprop="url" rel="author" title="Posts by Redaksi Muslimah.Or.Id">Redaksi Muslimah.Or.Id</a>
</span>
</span>
</span>
<span class="">
<time class=" xt-post-date" datetime="2008-12-17T00:52:33+00:00" itemprop="datePublished">December 17, 2008</time>
</span>
</span>
</div>
<div class="xsmall-12 small-5 column">
<div class="">
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="post-body xt-post-content" itemprop="articleBody" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
Penulis: Ummul Hasan<br />
Muraja’ah: Ust. Aris Munandar</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://muslimah.or.id/fiqh-muslimah/darah-kebiasaaan-wanita.html" target="_blank" title="Darah Kebiasaan Wanita">Haid </a>bagi
wanita merupakan salah satu bentuk nikmat dari Allah. Keberadaan darah
haid pada wanita menunjukkan bahwa wanita tersebut memiliki kemampuan
untuk memiliki keturunan. Islam memberikan penjelasan tentang beberapa
hal berkaitan dengan darah haid wanita. <span id="more-168"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Makna Haid</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut bahasa, haid berarti sesuatu yang mengalir (<strong><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt;">سَيْلاً،جَرْيً</span></strong>).</div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun menurut istilah syar’i, haid adalah darah yang terjadi pada
wanita secara alami, bukan karena suatu sebab dan terjadi pada waktu
tertentu. Jadi, darah haid adalah darah normal, bukan disebabkan oleh
suatu penyakit, luka, gangguan atau proses melahirkan. Darah haid antara
wanita yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan, misalnya jumlah
darah yang keluar, masa dan lama keluar darah haid setiap bulan.
Perbedaan tersebut terjadi sesuai kondisi setiap wanita, lingkungan,
maupun iklimnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Masa Haid</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut pendapat yang paling kuat diantara para ulama, masa haid
wanita tidak memiliki batas minimal maupun maksimal. Hal ini berdasarkan
dua alasan:</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>1. Dalil pertama adalah dari Al-Qur’an</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah berfirman, yang artinya:</div>
<div style="text-align: justify;">
<em>“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: ‘Haid itu
suatu kotoran.’ Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari
wanita pada tempat keluarnya darah (farji), dan janganlah kamu mendekati
mereka sebelum mereka suci.”</em> (Qs. Al-Baqarah:222)</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam ayat ini yang dijadikan Allah sebagai batas larangan adalah
kesucian, bukan sehari-semalam ataupun tiga hari, ataupun lima belas
hari. Hal ini menunjukkan bahwa illat (alasan) nya adalah ada atau
tidaknya darah haid. Jadi, jika ada haid maka berlakulah hukum itu dan
jika telah suci (tidak haid) maka tidak berlaku lagi hukum-hukum
berkaitan dengan haid tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>2. Dalil kedua adalah dari As-Sunnah</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Diriwayatkan dalam Shahih Muslim bahwa Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda kepada Aisyah <em>radhiyallahu ‘anhu</em> yang mendapatkan haid ketika dalam keadaan ihram untuk umrah, <em>“Lakukanlah segala sesuatu yang dilakukan jama’ah haji, akan tetapi jangan melakukan thawaf di Ka’bah sebelum kamu suci.”</em>Kata Aisyah, “Setelah masuk hari raya kurban barulah aku suci.”</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam <em>Shahih Bukhari</em> diriwayatkan bahwa Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda kepada Aisyah <em>radhiyallahu ‘anhu</em>, <em>“Tunggulah. Jika kamu suci, maka keluarlah ke Tan’im.”</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<em></em>Dalam hadits tersebut yang dijadikan Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>
sebagai batas akhir larangan adalah kesucian, bukan suatu masa
tertentu. Ini menunjukkan bahwa hukum tersebut berkaitan dengan haid,
yakni ada atau tidaknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Akhir masa haid wanita dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu ketika
darah haid telah berhenti, tandanya jika kapas dimasukkan ke dalam
tempat keluarnya darah setelah dikeluarkan tetap dalam kondisi kering,
tidak ada darah yang melekat di kapas (-ed.). Yang kedua yaitu ketika
telah terlihat atau keluar lendir putih agak keruh <span style="font-family: Arial; font-size: 11pt;">(</span><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt;">قُصَّةُ</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt;"> <span dir="rtl">الْبَيْضَاءُ</span></span></strong>).
Pada saat tersebut seorang wanita muslimah diwajibkan untuk segera
mandi dan mengerjakan sholat jika telah masuk waktu sholat. Hal ini
sekaligus merupakan nasehat agar para wanita tidak bermudah-mudah untuk
meninggalkan sholat padahal dia telah suci, dengan alasan bahwa mereka
belum mandi suci.</div>
<div style="text-align: justify;">
Wahai saudariku, ketika masa haid telah berakhir dan tidak ada udzur
syar’i bagimu untuk menunda mandi suci, maka segeralah mandi suci!
Tidakkah kita takut kepada Allah ketika sengaja menunda waktu mandi suci
agar tidak melaksanakan shalat?! Semoga Allah melindungi kita dari tipu
daya setan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Darah Haid yang Terputus dan Istihadhah</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Selama masa haid, terkadang darah keluar secara terputus-putus, yakni
sehari keluar dan sehari tidak keluar. Dalam hal ini terdapat dua
kondisi:</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li> Jika kondisi ini selalu terjadi pada seorang wanita setiap waktu,
maka darah itu adalah darah istihadhah (darah karena penyakit), dan
berlaku baginya hukum istihadhah.</li>
<li>Jika kondisi ini selalu terjadi pada seorang wanita tetapi kadangkala saja datang dan dia mempunyai saat suci yang tepat.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Maka para ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Adapun penjelasan
yang benar dalam masalah ini adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh
Ibnu Qudamah dalam kitab Al-Mughni,<br />
“Jika berhentinya darah kurang dari sehari maka seyogyanya tidak diangap
sebagai keadaan suci. Berdasarkan riwayat yang kami sebutkan berkaitan
dengan nifas, bahwa berhentinya darah yang kurang dari sehari tidak
perlu diperhatikan dan inilah pendapat yang shahih, insyaa Allah.
Alasannya adalah bahwa dalam keadaan keluarnya darah yang terputus-putus
(sekali keluar dan sekali tidak) bila diwajibkan bagi wanita pada
setiap saat terhenti keluarnya darah untuk mandi, tentu hal ini akan
menyulitkan, padahal Allah berfirman, yang artinya:<em> “Dan Dia (Allah) sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.”</em> (Qs. Al-Hajj:78)</div>
<div style="text-align: justify;">
Atas dasar ini, berhentinya darah yang kurang dari sehari bukan
merupakan keadaan suci kecuali jika si wanita mendapatkan bukti yang
menunjukkan bahwa dia suci. Misalnya, berhentinya darah tersebut terjadi
pada akhir masa kebiasaan atau melihat lendir putih.”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sehari” yang dimaksud pada penjelasan diatas adalah dua belas jam. Adapun contoh kasus dalam masalah ini adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang wanita biasanya haid selama enam hingga tujuh hari setiap
bulan. Pada hari ke-5 biasanya darah hanya akan keluar sedikit seperti
noktah seukuran uang logam (berbekas pada pakaian dalamnya). Pada malam
hari (saat aktivitas sedikit) darah tidak keluar. Pada hari ke-6 darah
akan tetap keluar namun sangat sedikit. Dalam kasus ini, wanita tersebut
belum dianggap suci pada malam di hari ke-5 karena menurut kebiasaan
haidnya, pada hari-hari akhir haid darah hanya akan keluar pada pagi
hingga sore hari (yaitu di saat dia banyak melakukan aktivitas).
Kemudian pada pagi di hari ke-7 dia melakukan banyak aktivitas tetapi
darah haid tidak lagi keluar sama sekali dan telah keluar pula lendir
putih yang biasanya memang muncul jika masa haidnya telah selesai. Pada
hari ke-7 itulah, wanita tersebut telah suci dari haid.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Hukum-Hukum <a href="http://muslimah.or.id/fiqh-muslimah/darah-kebiasaaan-wanita.html" target="_blank" title="Darah Kebiasaan Wanita">Haid<br />
</a></strong><br />
Ketika seorang wanita sedang dalam keadaan haid, ada hal-hal yang terlarang untuk dilakukan:</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Shalat, baik shalat fardhu maupun shalat sunnah. Wanita haid tidak
disyariatkan untuk mengganti shalat fardhu yang tidak dikerjakannya
selama masa haid.</li>
<li>Puasa, baik puasa fardhu maupun puasa sunnah. Akan tetapi, puasa
fardhu (misalnya puasa Ramadhan) wajib diganti (qadha’) di hari lain di
luar masa haidnya.</li>
<li>Thawaf.</li>
<li>Jima’. Suami tidak boleh melakukan jima’ (senggama) dengan istrinya
yang sedang haid. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang
artinya,<em>“Hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita pada tempat
keluarnya darah (farji), dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum
mereka suci.”</em> (Qs. Al-Baqarah:222)</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan hal-hal yang tetap boleh dilakukan oleh wanita yang sedang haid adalah:</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Berdiam diri di masjid.<br />
Dalam masalah ini terdapat perbedaan yang luas dikalangan ulama (-ed.).
tetapi, pendapat yang lebih kuat menurut kami, wanita yang sedang haid
tetap boleh berdiam diri di masjid karena suatu kebutuhan (misalnya,
mengikuti kajian yang dilangsungkan di masjid). Hal ini didasarkan pada
kisah seorang wanita di masa Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> yang bertugas mengurus masjid. Dia membangun tenda di dalam masjid dan Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> tidak mengingkari hal tersebut.</li>
<li>Membaca Al-Qur’an dan menyentuh mushaf<br />
Sebagian wanita menghentikan sama sekali rutinitasnya membaca Al-Qur’an,
padahal tidak ada larangan sama sekali membaca Al-Qur’an bagi wanita
haidh. Masalah yang diperselisihkan adalah boleh tidaknya menyentuh
mushaf Al-Qur’an (-ed.). Sebagian ulama’ berpendapat bahwa wanita haid
tidak boleh menyentuh mushaf Al-Qur’an. Mereka berdalil dengan ayat
Al-Qur’an yang artinya,<em>“Dan dia (Al-Qur’an) tidaklah disentuh kecuali oleh al-muthohharuun (orang-orang yang suci).”</em> (Qs. Al-Waaqi’ah: 79)
Hal tersebut tidaklah benar, sebagaimana penjelasan Syaikh Al-Albani bahwa yang dimaksud <em>al-muthohharuun</em>
pada ayat tersebut adalah para malaikat. Pendapat lain yang menyatakan
bolehnya wanita haid menyentuh mushaf Al-Qur’an, yaitu pendapat Ibnu
Hazm.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Meski demikian, sebaiknya jika mau menyentuh mushaf, memilih mushaf
yang memuat terjemahnya dalam rangka keluar dari khilaf ulama, karena
menurut ulama yang melarang menyentuh mushaf ketika haid, mushaf yang
dimaksudkan adalah mushaf asli. Adapun mushaf yang saat ini banyak
digunakan oleh kaum muslimin, seperti mushaf yang memuat ayat-ayat
Al-Qur’an beserta terjemahannya atau yang memuat ayat-ayat Al-Qur’an
beserta keterangan tambahan mengenai kaidah tajwid, bukanlah mushaf yang
terlarang untuk disentuh oleh wanita haid.<br />
<strong><br />
Tetap Bersemangat Meskipun Sedang Haid</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong></strong>Sebagian wanita muslimah akan mengalami penurunan
semangat beribadah atau bahkan penurunan iman di saat sedang haid.
Padahal hal tersebut merupakan kesempatan emas bagi syaithan untuk
menggoda mereka. Dijumpai beberapa kejadian wanita yang terkena gangguan
jin terjadi di saat wanita tersebut sedang haid. Berikut ini adalah
amalan-amalan bernilai ibadah yang bisa dilakukan di masa haid:</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Memperbanyak dzikir kepada Allah.</li>
<li>Menghadiri majelis-majelis ta’lim.</li>
<li>Membaca buku-buku agama.</li>
<li>Bergaul dengan orang-orang shalihah yang dapat menjaga semangatnya.</li>
<li>Mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat bagi akhiratnya.</li>
<li>Membaca Al-Qur’an.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<em>Wallahu a’lam bishshawab.</em></div>
<div style="text-align: justify;">
[Disarikan dari <em>“Darah Kebisaan Wanita”</em> (terjemah kitab <em>Risalatu Fiid Dimaa’ Ath-Thabii’iyah Lin-Nisaa’</em>) oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, penerbit: Darul Haq, Juni 2005, dengan beberapa tambahan]</div>
<div style="text-align: justify;">
***<br />
Artikel <a href="http://muslimah.or.id/wp-admin/http/muslimah.or.id/fiqh-muslimah/darah-kebiasaaan-wanita.html" target="_blank" title="Darah Kebiasaan Wanita">www.muslimah.or.id</a></div>
</div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-38156428206966902602015-08-18T15:50:00.001-07:002015-10-17T08:42:49.474-07:00Uang Mahar Pernikahan Rp 2013<div style="text-align: justify;">
<header>
<h1 class="entry-title" itemprop="name" style="text-align: center;">
Hukum Mahar Uang Rp 2013</h1>
<div class="meta-info" style="text-align: center;">
<time class="entry-date updated" datetime="2013-05-23T13:03:25+00:00" itemprop="dateCreated"><br /></time> </div>
</header></div>
<div class="td-post-featured-image" style="text-align: center;">
<a class="td-modal-image" data-caption="" href="http://www.konsultasisyariah.com/wp-content/uploads/2013/05/mahar-uang-pernikahan-2013.jpg"><img alt="mahar uang pernikahan 2013" class="entry-thumb" height="280" itemprop="image" src="http://www.konsultasisyariah.com/wp-content/uploads/2013/05/mahar-uang-pernikahan-2013.jpg" title="mahar uang pernikahan 2013" width="461" /></a></div>
<div class="social4i" style="height: 29px; text-align: justify;">
<div class="social4in" style="float: left; height: 29px;">
<div class="socialicons s4fblike" style="float: left; margin-right: 10px;">
<div class="fb-like fb_iframe_widget" data-height="21" data-href="http://www.konsultasisyariah.com/hukum-mahar-uang-pernikahan-rp-2013/" data-layout="button_count" data-send="true" data-show-faces="false" data-width="100">
<span style="height: 20px; vertical-align: bottom; width: 141px;"></span></div>
</div>
<div class="socialicons s4plusone" style="float: left; margin-right: 10px;">
</div>
<div class="socialicons s4fbshare" style="float: left; margin-right: 10px; position: relative;">
<div class="s4ifbshare">
<div class="fb-share-button fb_iframe_widget" data-href="http://www.konsultasisyariah.com/hukum-mahar-uang-pernikahan-rp-2013/" data-type="button_count" data-width="450">
<span style="height: 20px; vertical-align: bottom; width: 100px;"></span></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<h2 style="text-align: justify;">
<strong>Uang Mahar Pernikahan Rp 2013</strong></h2>
<div style="text-align: justify;">
Mahar uang minimal dalam islam telah ditentukan batasannya sebagaimana yang dijelaskan ulama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Pertanyaan:</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Aslmkm</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Ada org mau nikah, maharnya uang senilai angka tahun. Misal, skarang 2013, nanti maharnya uang Rp 2013. boleh gak kayak gini?</em><br />
<span id="more-18129"></span><br />
Dari: Black shadow</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Jawaban:</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pendekatan fikih untuk pembahasan semacam ini adalah berapa batas minimal mahar yang dibolehkan dalam pernikahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terdapat satu hadis yang mungkin bisa menjadi acuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hadis dari Sahl bin Sa’d <em>radhiyallahu ‘anhu</em>, bahwa ada seorang wanita yang menawarkan untuk dinikahi Rasulullah<em> shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>,
namun beliau tidak tertarik dengannya. Hingga ada salah seorang lelaki
yang hadir dalam majelis tersebut meminta agar beliau menikahkannya
dengan wanita tersebut. Rasulullah s<em>hallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bertanya:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="arab" style="text-align: justify;">
هَلْ عِنْدَكَ مِنْ شَيْءٍ؟ قَالَ: لاَ وَاللهِ، يَا
رَسُوْلَ اللهِ. فَقالَ: اذْهَبْ إِلَى أَهْلِكَ، فَانْظُرْ هَلْ تَجِدُ
شَيْئًا. فَذَهَبَ ثُمَّ رَجَعَ فَقَالَ: لاَ وَاللهِ، مَا وَجَدْتُ
شَيْئًا. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ : انْظُرْ وَلَوْ خَاتَماً مِنْ حَدِيْدٍ.
فَذَهَبَ ثُمَّ رَجَعَ، فَقَالَ: لاَ وَاللهِ، يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَلاَ
خَاتَماً مِنْ حَدِيْدٍ، وَلَكِنْ هَذَا إِزَارِي فَلَهَا نِصْفُهُ.
فَقاَلَ رَسُوْلُ اللهِ : مَا تَصْنَعُ بِإِزَارِكَ، إِنْ لَبِسْتَهُ لَمْ
يَكُنْ عَلَيْهَا مِنْهُ شَيْءٌ، وَإِنْ لَبِسَتْهُ لَمْ يَكُنْ عَلَيْكَ
مِنْهُ شَيْءٌ. فَجَلَسَ الرَّجُلُ حَتَّى إِذَا طَالَ مَجْلِسَهُ قَامَ،
فَرَآهُ رَسُوْلُ للهِ مُوَالِيًا فَأَمَرَ بِهِ فَدُعِيَ، فَلَمَّا جَاءَ
قَالَ: مَاذَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ؟ قال: مَعِيْ سُوْرَةُ كَذَا
وَسُوْرَة كَذَا –عَدَّدَهَا- فَقاَلَ: تَقْرَؤُهُنَّ عَنْ ظَهْرِ
قَلْبِكَ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: اذْهَبْ، فَقَدْ مَلَّكْتُكَهَا بِمَا
مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>“Apakah engkau punya sesuatu untuk dijadikan mahar?” “Tidak demi
Allah, wahai Rasulullah,” jawabnya. “Pergilah ke keluargamu, lihatlah
mungkin engkau mendapatkan sesuatu,” pinta Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Laki-laki itu pun pergi, tak berapa lama ia kembali,
“Demi Allah, saya tidak mendapatkan sesuatu pun,” ujarnya. Rasulullah n
bersabda: “Carilah walaupun hanya berupa cincin besi.”</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Laki-laki itu pergi lagi kemudian tak berapa lama ia kembali, “Demi
Allah, wahai Rasulullah! Saya tidak mendapatkan walaupun cincin dari
besi, tapi ini sarung saya, setengahnya untuk wanita ini.” “Apa yang
dapat kau perbuat dengan izarmu? Jika engkau memakainya berarti wanita
ini tidak mendapat sarung itu. Dan jika dia memakainya berarti kamu
tidak memakai sarung itu.” Laki-laki itu pun duduk hingga tatkala telah
lama duduknya, ia bangkit. Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> melihatnya berbalik pergi, maka beliau memerintahkan seseorang untuk memanggil laki-laki tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika ia telah ada di hadapan Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, beliau bertanya,<em> “Apa yang kau hafal dari Al-Qur`an?”</em> “Saya hafal surah ini dan surah itu,” jawabnya. “Benar-benar engkau menghafalnya di dalam hatimu?” tegas Rasulullah<em> shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>.
“Iya,” jawabnya. “Bila demikian, baiklah, sungguh aku telah menikahkan
engkau dengan wanita ini dengan mahar berupa surah-surah Al-Qur`an yang
engkau hafal,” kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR.
Al-Bukhari no. 5087 dan Muslim no. 3472)</div>
<div style="text-align: justify;">
Imam As-Syafii mengatakan,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="arab" style="text-align: justify;">
أقل ما يجوز في المهر أقل ما يتمول الناس وما لو استهلكه رجل لرجل كانت له قيمة وما يتبايعه الناس بينهم</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Minimal yang boleh dijadikan mahar adalah harta ukuran minimal yang
masih dihargai masyarakat, yang andaikan harta ini diserahkan seseorang
kepada orang lain, masih dianggap bernilai, layak diperdagangkan.
(Al-Umm: 5/63).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam Fatwa Islam menjelaskan hadis Sahl di atas,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="arab" style="text-align: justify;">
وفي هذا الحديث أنه يجوز أن يكون الصداق قليلاً وكثيراً
مما يُتمول إذا تراضى به الزوجان لأن خاتم الحديد في نهايةٍ من القلة ،
وهذا مذهب الشافعي وهذا مذهب جماهير العلماء من السلف والخلف ….أنه يجوز ما
تراضى به الزوجان من قليل وكثير كالسوط والنعل وخاتم الحديد ونحوه</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hadis ini menunjukkan boleh memberikan mahar sedikit maupun banyak,
yang masih dianggap harta, apabila suami istri sepakat menerimanya.
Karena cincin besi adalah harta yang sangat murah nilainya. Inilah
madzhab As-Syafii dan pendapat mayoritas ulama masa silam dan generasi
akhir…, mereka berpendapat ukuran mahar adalah yang disepakati kedua
pihak suami istri, baik banyak maupun sediikit, seperti cambuk, sandal,
cincin besi, atau semacamnya. (Fatwa Islam no. 3119).</div>
<h3 style="text-align: justify;">
<strong>Jika Tidak Memiliki Nilai, Tidak Bisa Disebut Mahar</strong></h3>
<div style="text-align: justify;">
Dari penjelasan di atas, nilai minimal benda yang bisa dijadikan
mahar adalah benda yang masih bisa disebut harta, sehingga orang akan
menghargainya. Karena itu, ketika ada mahar yang tidak memiliki nilai,
maka belum bisa dianggap mahar, dan suami berkewajiban menggantinya
dengan benda yang lebih bernilai.</div>
<div style="text-align: justify;">
An-Nawawi mengatakan,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="arab" style="text-align: justify;">
ليس للصداق حد مقدر بل كل ما جاز أن يكون ثمنا أو مثمنا أو أجرة جاز جعله صداقاً فإن انتهى في القلة إلى حد لا يتمول فسدت التسمية</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak ada ukuran untuk mahar, namun semua yang bisa digunakan untuk
membeli atau layak dibeli, atau bisa digunakan untuk upah, semuanya
boleh dijadikan mahar. Jika nilainya sangat sedikit, sampai pada batas
tidak lagi disebut harta oleh masyarkat, maka tidak bisa disebut mahar.
(Raudhatut Thalibin, 3/34).</div>
<h3 style="text-align: justify;">
<strong> </strong></h3>
<h3 style="text-align: justify;">
<strong>Mahar Uang 2013</strong></h3>
<div style="text-align: justify;">
Nilai sangat sedikit seperti yang digambarkan An-Nawawi di atas,
tentu saja kembali kepada kondisi masyarakat. Bagi masyarakat generasi
70an, nilai <strong>2013</strong> sangat berharga dan uang 13 rupiah masih bisa dimanfaatkan. Berbeda dengan masa kita, 13 rupiah tidak lagi bisa disebut uang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena itu, mahar 2013 yang masih memiliki nilai adalah Rp 2000. dan
kita sepakat, uang 2000 masih dianggap harta bagi masyarakat, hanya
saja, nilainya sangat murah jika digunakan untuk mahar. Kami yakin, sang
suami akan malu ketika dia menyebutkan mahar untuk istrinya Rp 2000.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Umumnya mahar dengan angka tahun semacam ini, motivasinya adalah
‘kesan unik’ dan bukan nilai. Dan itu bukti bahwa pernikahan yang
dilakukan karena didasari cinta dan bukan karena uang. Namun, kami hanya
bisa menyarankan, selagi suami memiliki harta lainnya yang lebih
bernilai, agar mahar uang 2013 tidak dijadikan mahar utama, tapi mahar
tambahan. Mahar utamanya bisa berupa emas atau perhiasan lainnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Allahu a’lam</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina <a href="http://konsultasisyariah.com/" target="_blank" title="konsultasi agama islam dan kesehatan">www.KonsultasiSyariah.com</a>)</strong></div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-37480855224275166412015-07-09T01:13:00.001-07:002015-07-09T01:13:53.406-07:00Tafsir Ust Nashrullah At TaghabunAyat 11 13 mp3<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" src="https://www.youtube.com/embed/4pBj1qyu6a8" width="459"></iframe>Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-50831778785684777022015-06-22T06:54:00.000-07:002015-06-22T06:54:11.451-07:00Sabar Dalam Ikhtiar<div class="single-post-thumb" style="text-align: center;">
<img alt="aagym - sabar dalam ikhtiar" class="attachment-slider wp-post-image" src="http://www.smstauhiid.com/wp-content/uploads/2015/06/aagym-sabar-dalam-ikhtiar.jpg" height="246" width="470" /></div>
<h1 class="name post-title entry-title" itemprop="itemReviewed" itemscope="" itemtype="http://schema.org/Thing" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><i><span itemprop="name">Sabar Dalam Ikhtiar</span></i></span></h1>
<div class="post-meta" style="text-align: center;">
<span class="post-meta-author">Posted by: <a href="http://www.smstauhiid.com/author/admin/" title="">admin </a></span> <span class="post-cats">in <a href="http://www.smstauhiid.com/category/ulama/aagym/" rel="category tag">AaGym</a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillah.
Segala puji hanya milik Alloh dan hanya kembali kepada-Nya. Semoga
Alloh Yang Maha Menatap, senantiasa memberikan taufik dan hidayah kepada
kita sehingga kita senantiasa berjalan pada jalan yang lurus. Sholawat
dan salam semoga selalu terlimpah kepada sang kekasih Alloh, baginda
nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Alloh Subhanahu wa ta’ala. berfirman, <i>“Bekerjalah kamu,
maka Alloh dan Rosul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat
pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Alloh) yang
mengetahui akan yang ghoib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan.” </i>(QS. At Taubah [9] : 105)<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Saudaraku,
Alloh Subhanahu wa ta’ala. memerintahkan kepada kita untuk berikhtiar secara maksimal
dan sempurna. Namun, sayangnya kita seringkali tergesa-gesa. Kita selalu
ingin segera keinginan kita terwujud. Padahal keinginan manusia itu
seringkali didorong hawa nafsu, dan belum tentu baik menurut Alloh untuk
kita.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau kita ingin menikmati hasil, ketahuilah bahwa hasil
itu hanya sebentar, dan belum tentu ada setelah kita berusaha. Adapun
yang semestinya lebih kita nikmati adalah proses ikhtiarnya ketika kita
berusaha mendapatkan hasil yang kita tuju. Sebagai contoh, seorang ibu
yang tengah hamil. Jikalau ia tidak sabar, ingin segera bayinya lahir
padahal usia kandungannya baru tiga bulan, maka tentu itu keinginannya
itu bukanlah sesuatu yang baik dan benar.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan jika sang ibu
menjalani dengan penuh sabar usia kandungan hingga waktu kelahiran tiba,
maka ikhtiar sang ibu akan menjadi ladang amal sholeh baginya. Dan pada
waktu yang Alloh kehendaki, bayinya akan lahir dan menjadi pelipur lara
baginya yang telah sekian lama menunggu. <i>Maa syaa Alloh. </i><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Bersabarlah
dalam menjalani proses ikhtiar. Bersabarlah dalam setiap langkah,
tetesan keringat, dan rasa lelah. Bersabarlah pula ketika hasil yang
kita temui ternyata tidak sesuai dengan pengharapan kita ketika
menjalani ikhtiar, karena sesungguhnya amal sholeh kita ada dalam
kesungguhan ikhtiar kita, terlepas dari apapun hasilnya nanti.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Lantas
bagaimana ikhtiar yang sungguh-sungguh itu? Kesungguhan berikhtiar
ditandai dengan kerelaan untuk berkorban. Seorang pelajar yang ingin
meraih prestasi tinggi di sekolahnya, harus rela mengorbankan
keinginannya lebih banyak main atau nongkrong. Ia pun harus rela
mengorbankan sebagian dari waktu tidur malamnya untuk bangun dan
menunaikan sholat Tahajud sebagai kesungguhan doa kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Alloh Subhanahu wa ta’ala. berfirman, <i>“(Yaitu)
kamu beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya dan berjihad di jalan Alloh
dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.” </i>(QS. Ash Shoff [61] : 11)<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga kita tergolong
orang-orang yang bersabar dalam memaksimalkan ikhtiar. Yakinilah bahwa
hasil hanyalah bonus dari Alloh setelah kesungguhan menjalani ikhtiar
sebagai bentuk ibadah kepada-Nya. Dan, Alloh pasti mengetahui setiap
niat dan kesungguhan kita dalam berikhtiar, tidak ada yang sia-sia di
hadapan-Nya. <i>Wallohua’lam bishowab.[] </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )<br />
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Editor : Rashid Satari</div>
<div style="text-align: justify;">
Website ini didukung oleh <a href="http://www.niagaberkah.com/" title="niaga berkah"><b><span style="color: red;">Niaga Berkah</span></b></a> dan <b><span style="color: red;"><a href="http://www.shareefa.co.id/" title="Jilbab Shareefa">Jilbab SHAREEFA</a></span></b></div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-26296728870977382242015-06-18T07:59:00.000-07:002015-06-18T07:59:12.032-07:00Sembunyikanlah Niat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-m1w89pPHudQYfJbnhgaIdcCNZjmc7G25LQx1FM3Ja2NrxbkFLUhkFgsLut0Q2e0dcj0j12tjvj_00nsk_PfC8YkZt4KQaJAjPveFLZWOIjU7yInrZ50VBYawjivA9xB5bXPGXn15ASn9/s1600/niat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-m1w89pPHudQYfJbnhgaIdcCNZjmc7G25LQx1FM3Ja2NrxbkFLUhkFgsLut0Q2e0dcj0j12tjvj_00nsk_PfC8YkZt4KQaJAjPveFLZWOIjU7yInrZ50VBYawjivA9xB5bXPGXn15ASn9/s320/niat.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="_6a _6b" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><i><b> </b></i></span></div>
<div class="_6a _6b" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><i><b>Sembunyikanlah Niat</b></i></span></div>
<div class="_6a _6b" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">1. niat memang paling sulit untuk dikemudi | mungkin ucapan di lisan lillahi, tapi kenyataan lain lagi</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">
2. menelisik niat ini penting bagi sendiri, tapi bukan ke orang lain |
niatan orang lain itu bukan urusan kita, karena kita tak mampu</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> 3.
karena amal tergantung niatan, hanya niatan 100% lillah diterima | bila
tidak 100% berarti ya masih ada riya, berharap pada selain Allah</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> 4. makanya ikhlas itu bukan diawal bukan juga letaknya di akhir | namun di sepanjang amalan, di sepanjang ibadah yang kita buat</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">
5. karena niatan itu susah dikemudi, karena ikhlas itu silut sekali |
karenanya menyembunyikan amal, menjadi perhatian para ulama</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"> 6.
amal salih tumbuh subur dalam gelapnya pengetahuan manusia | tapi rentan
berkarat dan membusuk oleh puji ataupun cela manusia</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"> 7.
sembunyikanlah amal selagi mampu, biarlah hanya Allah yang tahu | adapun
manusia, tahu atau tidaknya, tidak pengaruhi balasannya</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"> 8. di Ramadhan, selagi puasa, kita berlatih beramal rahasia ini | hanya kita dan Allah, rahasia berdua saja, tanda kemesraan</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">
9. inilah tantangan di zaman media sosial, amal-amal tersembunyi |
padahal sekarang semuanya berebut mendapatkan sorotan lampu dunia</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">
10. padahal lebih penting jadi hamba-hamba yang tersembunyi dari dunia |
namun dikenal dan dirindukan penduduk langit karena amal salihnya</span><br />
<h5 class="_5pbw" data-ft="{"tn":"C"}" id="js_9a">
<span style="font-size: small;"><span class="fwb fcg" data-ft="{"tn":"k"}"><a data-gt="{"entity_id":"68040156350","entity_path":"\/ajax\/pagelet\/generic.php:LitestandMoreStoriesPagelet:topnews"}" data-hovercard="/ajax/hovercard/page.php?id=68040156350&extragetparams=%7B%22fref%22%3A%22nf%22%7D" href="https://www.facebook.com/UstadzFelixSiauw?fref=nf">Ustadz Felix Siauw</a></span></span></h5>
</div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-63353083334985291172015-06-17T07:37:00.000-07:002015-10-17T08:42:49.482-07:00Apa Hukum Al-Quran di HP?<div style="text-align: justify;">
<br />
<header>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv_CzphDWdm0ssEttoJtWFYxa34gcPjT_GBzFiYIveo1Eiicp_wdImEEGV7F9ksPalxac0Qow-1l_XzcNPOuUUUwBybaECQe5cqGf9Zsj4hRZANf4u84uBh1n7VurwXOu3Xklbt0MOVkiw/s1600/Menyimpan-Ayat-Suci-Alquran-di-Handphone.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="194" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv_CzphDWdm0ssEttoJtWFYxa34gcPjT_GBzFiYIveo1Eiicp_wdImEEGV7F9ksPalxac0Qow-1l_XzcNPOuUUUwBybaECQe5cqGf9Zsj4hRZANf4u84uBh1n7VurwXOu3Xklbt0MOVkiw/s320/Menyimpan-Ayat-Suci-Alquran-di-Handphone.jpg" width="320" /></a><span style="font-size: large;"><i> </i></span>
</div>
<h1 class="entry-title" itemprop="name" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><i>Apa Hukum Al-Quran di HP?</i></span></h1>
<div class="social4in" style="float: left; height: 29px;">
<div class="socialicons s4fblike" style="float: left; margin-right: 10px;">
<div class="fb-like fb_iframe_widget" data-height="21" data-href="http://www.konsultasisyariah.com/apa-hukum-al-quran-di-hp/" data-layout="button_count" data-send="true" data-show-faces="false" data-width="100">
<span style="height: 20px; vertical-align: bottom; width: 138px;"></span></div>
</div>
<div class="socialicons s4plusone" style="float: left; margin-right: 10px;">
</div>
<div class="socialicons s4fbshare" style="float: left; margin-right: 10px; position: relative;">
<div class="s4ifbshare">
<div class="fb-share-button fb_iframe_widget" data-href="http://www.konsultasisyariah.com/apa-hukum-al-quran-di-hp/" data-type="button_count" data-width="450">
<span style="height: 20px; vertical-align: bottom; width: 97px;"></span></div>
</div>
</div>
<b>Tanya:</b>
</div>
</header></div>
<div class="td-post-text-content" style="text-align: justify;">
<br />
<br />
Assalamualaikum, semoga dalam keadaan baik. Langsung saja, ustadz bagaimana hukumnya al quran yang ada di HP?<br />
<br />
(Baik itu berupa gambar, tulisan maupun suara)? Jazakumullähu khairan<br />
(Bapa)<br />
<br />
<b>Jawab:</b> <br />
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wa barakatuhu. <br />
Saya tidak mengetahui dalil atau alasan yang melarang menyimpan
Al-Quran di dalam handphone. Menurut saya sama hukumnya dengan
menyimpannya di dalam komputer. <br />
Dan yang saya simpulkan dari fatwa Syeikh Shalih bin Fauzan
Al-Fauzan adalah membolehkan menyimpan mushhaf Al-Quran di dalam HP dan
membaca darinya. (Fatwa beliau bisa di dengar disini:
http://www.alfawzan.ws/AlFawzan/FatawaSearch/tabid/70/Default.aspx?PageID=5321
)<br />
Hanya yang perlu diperhatikan, jangan menggunakan Al-Quran
sebagai nada dering karena Al-Quran tidak diturunkan untuk yang
demikian, dan ini bukan termasuk memuliakan syiar-syiar Allah.<br />
Berkata Syeikh Shalih bin Fauzan: <br />
<div class="arab">
لا يجوز استعمال الأذكار
ولا سيما القرآن الكريم في الجوالات بدلاً عن المنبِّه الذي يتحرّك عند
المكالمة ، فيضع منبّهًا ليس فيه نغمة موسيقى ، وإنما هو منبِّه عادي ،
كمنبِّه الساعة مثلاً ، أو الجرس الخفيف ، وأما وضع الأذكار والقرآن
والأذان محلّ ذلك ، فهذا مِن التنطّع ، ومِن الاستهانة بالقرآن وبهذه
الأذكار<br />
</div>
“Tidak boleh menggunakan dzikir-dzikir, khususnya Al-Quran
Al-Karim di dalam handphone sebagai ganti dari nada dering yang muncul
ketika ada yang mau berbicara. Hendaknya memasang nada dering biasa,
yang tidak ada musiknya, seperti nada dering jam, atau suara lonceng
yang ringan. Adapun menggunakan dzikir , Al-Quran, dan adzan maka ini
termasuk berlebih-lebihan dan termasuk penghinaan terhadap Al-Quran dan
dzikir-dzikir tersebut. (Fatwa beliau bisa di dengar disini:
http://www.alfawzan.ws/AlFawzan/sounds/00057-03.ra)<br />
<br />
Demikian pula ketika memasuki kamar kecil/WC hendaknya program mushhaf Al-Qurannya dimatikan baik suara maupun tulisan.<br />
Berkata Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ketika ditanya tentang membawa kaset murattal ke dalam kamar kecil:<br />
<div class="arab">
لا بأس أن يدخل الحمام ومعه
شريط سجل عليه شيء من القرآن؛ وذلك لأن الحروف لا تظهر على هذا الشريط، ولا
يبين إلا الصوت إذا مر الشريط على الجهاز الذي يظهر به الصوت، فلا حرج أن
يكون مع الإنسان أشرطة فيها قرآن، أو حديث، أو غيره؛ ويدخل بها الخلاء. ……</div>
“Tidak mengapa masuk ke dalam kamar kecil dengan membawa kaset
yang terekam sebagian Al-Quran di dalamnya, yang demikian karena
huruf-hurufnya tidak nampak di kaset, demikian pula suaranya tidak
muncul kecuali kalau memakai alat yang memunculkan suara. Maka tidak
mengapa seseorang membawa kaset yang di dalamnya ada Al-Quran, atau
hadist, atau selainnya, ke dalam kamar kecil.” (<i>Liqa’ Bab Al-Maftuh</i>)<br />
<br />
Wallahu a’lam.<br />
Ustadz Abdullah Roy, Lc.<br />
Sumber: tanyajawabagamaislam.blogspot.com
<br />
<div class="social4i" style="height: 29px;">
<div class="social4in" style="float: left; height: 29px;">
<div class="socialicons s4fblike" style="float: left; margin-right: 10px;">
<div class="fb-like fb_iframe_widget" data-height="21" data-href="http://www.konsultasisyariah.com/apa-hukum-al-quran-di-hp/" data-layout="button_count" data-send="true" data-show-faces="false" data-width="100">
<span style="height: 20px; vertical-align: bottom; width: 138px;"></span></div>
</div>
<div class="socialicons s4plusone" style="float: left; margin-right: 10px;">
</div>
<div class="socialicons s4fbshare" style="float: left; margin-right: 10px; position: relative;">
<div class="s4ifbshare">
<div class="fb-share-button fb_iframe_widget" data-href="http://www.konsultasisyariah.com/apa-hukum-al-quran-di-hp/" data-type="button_count" data-width="450">
<span style="height: 20px; vertical-align: bottom; width: 97px;"></span></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="td-tags-and-social-wrapper-box " style="text-align: justify;">
<ul class="td-tags clearfix">
<li><span class="td-tag-black">TAGS</span></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/adab-al-quran-digital-di-hp/">adab al quran digital di hp</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/al-quran-dalam-hp/">al qur'an dalam hp</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/al-quran-dalam-handphone/">al-quran dalam handphone</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/apa-hukumnya-bila-dalam-keadaan-junub-memegang-hp-yg-ada-apllikasi-alquran/">apa hukumnya bila dalam keadaan junub memegang hp yg ada apllikasi alquran</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/bagaimana/">bagaimana</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/bolehkah-alquran-dalam-hp/">bolehkah alquran dalam hp</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/fatwa-quran-digital/">fatwa quran digital</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/hp/">hp</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum/">hukum</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum-al-quran-dalam-hp/">hukum al qur'an dalam hp</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum-al-quran-dalam-ponsel/">hukum al quran dalam ponsel</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum-al-quran-di-hp/">hukum al quran di hp</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum-alquran-di-handphone/">hukum alquran di handphone</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum-aplikasi-al-quran-dal-handphone/">hukum aplikasi al quran dal handphone</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum-dengar-bacaan-alquran-dlm-komputer/">hukum dengar bacaan alquran dlm komputer</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum-membawa-handphone-yang-didalamnya-ada-software-al-quran/">hukum membawa handphone yang didalamnya ada software al quran</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum-membawa-hp-yang-ada-alqurannya/">hukum membawa hp yang ada alqurannya</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum-membawa-hp-yang-ada-program-alquran-digital-ke-wc/">hukum membawa hp yang ada program alquran digital ke wc</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum-menaruh-al-quran-di-hp/">hukum menaruh al-qur'an di hp</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum-menggunakan-quran-digital/">hukum menggunakan quran digital</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum-pegang-quran-di-hp/">hukum pegang quran di hp</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum-quran-dalam-hp/">hukum qur'an dalam hp</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum-quran-hp/">hukum quran hp</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/isa/">isa</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/meniyimpan-al-quran-di-hp/">meniyimpan al quran di hp</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/musik/">musik</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/nada-dering-handphone/">nada dering handphone</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/quran-di-handphone-boleh/">quran di handphone boleh</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/simpan-al-quran-dalam-handphone/">simpan al quran dalam handphone</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/software-quran/">software quran</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/wanita-haid-dan-murottal-dihp/">wanita haid dan murottal dihp</a></li>
<li><a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/zikir/">zikir</a></li>
</ul>
</div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-74642888633501927942015-06-16T07:10:00.001-07:002015-06-16T07:10:05.672-07:00Musafir Yang Tidak Berpuasa, Bolehkah Jima’ Di Siang Hari Ramadhan?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFI4Tkmt52v9XO5HMH6lw_r9K4crSwZgwJxis3Rf4F7X-obMLiUvuD1XGWczoslvayEAi6eIDFPPDIBWyyGgE7J7EFygNWawK95hOi1aphG6oeiGOPrGeWVQ4dXfaQRTG9N5m5x_Ml5Uu1/s1600/pembatal+puasa+blog.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFI4Tkmt52v9XO5HMH6lw_r9K4crSwZgwJxis3Rf4F7X-obMLiUvuD1XGWczoslvayEAi6eIDFPPDIBWyyGgE7J7EFygNWawK95hOi1aphG6oeiGOPrGeWVQ4dXfaQRTG9N5m5x_Ml5Uu1/s320/pembatal+puasa+blog.png" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><i># Fatwa Ulama: </i></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><b><i>Musafir Yang Tidak Berpuasa, Bolehkah Jima’ Di Siang Hari Ramadhan?</i></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><b><i> Fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz</i></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Soal:<span class="text_exposed_show"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="text_exposed_show"><br />
Apa hukum bagi orang yang berpuasa melakukan jima’(berhubungan intim)
di siang hari Ramadhan? Apakah boleh bagi musafir jika berbuka (tidak
puasa) melakukan jima’dengan istrinya (di siang hari Ramadhan)?</span></div>
<div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;">
<br />
Jawab:<br />
<br />
Wajib bagi yang berpuasa jika melakukan jima’ pada siang hari Ramadhan
membayar kafarah, yaitu sebagaimana kafarah zhihar(lihat surat Al
Mujadalah 3-4). Dan wajib juga meng-qadha puasa saat itu. Dan wajib
bertaubat kepada Allah Subhanahu atas apa yang ia lakukan.<br />
<br />
Adapun
jika ia adalah seorang musafir atau sedang sakit, yang sakitnya
membolehkan berbuka, maka tidak ada kafarah serta tidak masalah baginya
(berjima’ di siang hari Ramadhan). Dan ia wajib meng-qadha puasa pada
hari itu. Karena orang yang sakit dan musafir boleh berbuka (membatalkan
puasa) dengan jima’ atau yang lain (misalnya makan-minum). Allah Ta’ala
berfirman,<br />
<br />
فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ<br />
<br />
“Barangsiapa yang sakit atau sedang dalam perjalanan maka hendaknya mengganti pada hari yang lain” (QS. Al Baqarah: 184).<br />
<br />
Hukum wanita sebagaimana laki-laki, jika puasa tersebut wajib (puasa
Ramadhan) maka wajib melakukan kafarah dan qadha. Jika wanita tersebut
sedang safar atau sakit dengan rasa kesusahan untuk berpuasa, maka tidak
ada kafarah (jima’ di siang Ramadhan).<br />
<br />
(Majmu’ Fatawa bin Baz 15/308, bisa diakses juga di: <a href="http://www.binbaz.org.sa/mat/540" rel="nofollow" target="_blank">http://www.binbaz.org.sa/mat/540</a>)<br />
<br />
Penerjemah: Raehanul Bahraen<br />
Artikel Muslim.Or.Id<br />
<h5 class="_5pbw" data-ft="{"tn":"C"}" id="js_fi">
<span class="fwb fcg" data-ft="{"tn":";"}"><a data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1821705253&extragetparams=%7B%22fref%22%3A%22nf%22%7D" href="https://www.facebook.com/raehanul.bahraen?fref=nf">Raehanul Bahraen</a></span></h5>
</div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-74834405051471006232015-06-16T06:37:00.001-07:002015-06-16T06:37:18.102-07:00Banyak Mengeluh<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJWy74zGio9d5uidw38Ye0-qjPl4adNNh7D459RjHundPVm-DPeGX2xarUFz0IdAWgx0SPpE6Z8plJr7bSQhWMPWLcGpvqKIXPav9x4G59CL8NqdquuXfTzmAvmrgPJBIb-EbgWZhrRyOO/s1600/Jangan-mengeluh.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJWy74zGio9d5uidw38Ye0-qjPl4adNNh7D459RjHundPVm-DPeGX2xarUFz0IdAWgx0SPpE6Z8plJr7bSQhWMPWLcGpvqKIXPav9x4G59CL8NqdquuXfTzmAvmrgPJBIb-EbgWZhrRyOO/s320/Jangan-mengeluh.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><i><b> </b></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><i><b>Banyak Mengeluh </b></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
banyak yang mengira dengan mengeluh masalah terselesaikan | sebaliknya, mengeluh sendiri itu mental yang sangat buruk</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
alih-alih masalah selesai, mengeluh justru menghambat kreativitas |
jauh dari berdaya juang, kalah sebelum berperang, menjatuhkan jiwa</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
banyak orang mengira, dengan mengeluh dia mendapat simpati | padahal orang lain justru menilainya lemah, tidak bisa diandalkan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
yang banyak orang tidak tahu, mengeluh itu sikap mental buruk | akan jadi karakter bila dilakukan terus-menerus, jadi kebiasaan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
orang berprestasi tidak mengeluh, sebaliknya orang mengeluh jauh dari
prestasi | bila serius selesaikan masalah, berbuatlah, tahan mengeluh</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
mengeluh tidak mengubah keadaan, tapi mengubahmu jadi malas, panik |
berbuatlah sesuatu, sekecil apapun, akan mengubah sesuatu, walau kecil</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
sebagai Muslim, tidak selayaknya kita mengeluh | karena mengeluhkan keadaan, sama seperti mengeluhkan Allah</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
berdoalah kepada Allah, jangan mengeluh, meminta pada-Nya | jangan
mengeluh pada manusia, manusia serba terbatas, Allah tidak terbatas</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
jangan membuang waktu mengeluh | lakukan sesuatu, ubah sesuatu </div>
<h5 class="_5pbw" data-ft="{"tn":"C"}" style="text-align: justify;">
<span class="fwb fcg" data-ft="{"tn":"k"}"><a data-gt="{"entity_id":"68040156350","entity_path":"WebPermalinkStreamController"}" data-hovercard="/ajax/hovercard/page.php?id=68040156350&extragetparams=%7B%22fref%22%3A%22nf%22%7D" href="https://www.facebook.com/UstadzFelixSiauw?fref=nf">Ustadz Felix Siauw</a></span></h5>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-85918327995910246842015-06-14T07:06:00.001-07:002015-06-14T07:06:12.182-07:00Menghilang Bukan karena Tak Peduli<h2 style="text-align: center;">
Menghilang Bukan karena Tak Peduli</h2>
<div style="text-align: center;">
<small>Ahad 26 Syaaban 1436 / 14 Juni 2015 15:15</small></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<img alt="cinta darah" class="aligncenter size-full wp-image-116475" height="213" src="https://www.islampos.com/wp-content/uploads/2014/06/cinta-darah.jpg" width="320" /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<em><strong>Oleh: Yudha Satria</strong></em></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
MENGHILANG bukan berarti tak peduli, </div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya berharap saling perbaiki diri<br />
Jatuh cinta itu wajar, Tapi tak harus diikuti dituruti saat ini.<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Terburu-buru, takut hanya jadi nafsu. </div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu tak tepat, khawatir jadi maksiat.<br />
Mungkin Allah ingin melihat seberapa jauh kita bisa sandarkan cinta
pada-Nya </div>
<div style="text-align: justify;">
melebihi kecintaan pada yang lain. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin juga Allah ingin uji
seberapa baik kita untuk jodoh yang baik<br />
Jatuh cinta itu fitrah, Tapi hanya menikah hubungan yang sah<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Cinta saat ini, belum tentu jodoh kita nanti<br />
Kalau belum siap, lebih baik jangan terungkap<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai nanti Allah pertemukan dengan yang sejati<br />
bisa dia yang lain, bisa juga semoga dia yang saat ini.<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Menghilang bukan berarti tak peduli<br />
Hanya berharap menjaga hati untuk dia yang sejati<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya berharap utuh untuk dia nanti<br />
Bukan membagi-bagi dengan yang belum pasti<br />
Jika saling perbaiki diri, insyaAllah jodoh pertemukan lagi<br />
Jika hanya pada Allah perasaan disandarkan, insyaAllah jodoh kan disatukan []</div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-19256582983588448812015-06-13T06:05:00.001-07:002015-06-13T06:06:19.009-07:00Bertahan dengan Sesuatu yang Halal<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIBrU8HeA2EdtayBcycoRz8UNziiahVySBYJFaZl4ef0TH_r2lhIVJfAq_jzh0XwV8jm7G3x8vcHgI9FDrLvEHyuqdi6AIPoIfAK7kxlVTTavgh58OC2Z-Awzb6e1QlY_b1KYD-DOBG-s0/s1600/168564.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="249" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIBrU8HeA2EdtayBcycoRz8UNziiahVySBYJFaZl4ef0TH_r2lhIVJfAq_jzh0XwV8jm7G3x8vcHgI9FDrLvEHyuqdi6AIPoIfAK7kxlVTTavgh58OC2Z-Awzb6e1QlY_b1KYD-DOBG-s0/s320/168564.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><i><b>Bertahan dengan Sesuatu yang Halal</b></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">1. lelaki yang terbiasa menikmati sesuatu yang nggak halal | akan ketagihan yang nggak halal, menganggapnya biasa</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">
2. makanan nggak halal, penghasilan nggak halal, juga pasangan nggak
halal, ehh | semua sama saja, sama-sama nggak taat, sama-sama maksiat</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">
3. pasalnya dalam Islam, wanita hanya bisa dihalalkan lewat nikah |
selain itu, apapun bentuknya berarti hubungan nggak halal, alias dosa</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">
4. apakah itu diakui pacaran, atau nggak diakui semacem HTS, LDR, STH,
PHP, cuma-temen, papi-mami | semuanya sama-sama nggak halal, maksiat</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">
5. lha, terus kalo nggak halal gimana? | ya sama aja kayak makanan
nggak halal, dimakan sih jadi daging, tapi daging yang jahat, nista</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> 6. pacaran dan apapun bentuknya, mungkin ada nikmatnya | tapi nikmat yang bikin nyungsep, bikin terhina</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">
7. namanya pacaran, nggak akan berhenti sampe pegang tangan doang |
kalo lelaki cuma cukup pegang tangan, ya bukan lelaki beneran itu</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">8. katanya bisa kendaliin diri, lha setan ditantang, ya bablas | KPAI
tahun 2008 rilis data, 62.7% anak SMP sudah pernah hubungan intim</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">9. sebelum nyesel, sebelum telat, <a class="_58cn" data-ft="{"tn":"*N","type":104}" href="https://www.facebook.com/hashtag/udahputusinaja?source=feed_text&story_id=10153307194141351"><span class="_58cl">#</span><span class="_58cm">UdahPutusinAja</span></a> | percaya deh, pacaran bukan langkah yang bener, bukan cara itu kamu mengenal orang</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">10. sampe satu saat ada yang bisa halalin kamu pake nama Allah | dengan
restu ayahmu, itu baru lelaki bener, lelaki yang bisa kamu percaya</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">11. lelaki yang nggak ngajak maksiat, lelaki yang bawa kamu taat |
lelaki yang bikin kamu inget Allah, lelaki yang nggak ajak kamu dosa</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">12. #UdahPutusinAja, lelaki yang kerjanya maksiat nggak bakal bikin
bahagia | kamunya dulu taat, nanti bakal ada lelaki baik mendekat </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<h5 class="_5pbw" data-ft="{"tn":"C"}" id="js_66">
<span style="font-size: small;"><span class="fwb fcg" data-ft="{"tn":"k"}"><a data-gt="{"entity_id":"68040156350","entity_path":"\/ajax\/pagelet\/generic.php:LitestandMoreStoriesPagelet:topnews"}" data-hovercard="/ajax/hovercard/page.php?id=68040156350&extragetparams=%7B%22fref%22%3A%22nf%22%7D" href="https://www.facebook.com/UstadzFelixSiauw?fref=nf">Ustadz Felix Siauw</a></span></span></h5>
</div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-84010638201500253862015-06-11T07:11:00.000-07:002015-06-11T07:11:27.590-07:00Jika Dosa Mengeluarkan Bau<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3KcVQNdxkJwUh9JyKr5siAE4jOjy6oN-MWc5ylc-09essOYge38dmzcS4n6Q3-0cHMysv_tXN4-MdbvTxvhYrDBps9Si6rZnECts3DGUpsy4LKWKN2Roqb5ygpyweNVtKbJwkZlBFROqD/s1600/dosa-bau.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3KcVQNdxkJwUh9JyKr5siAE4jOjy6oN-MWc5ylc-09essOYge38dmzcS4n6Q3-0cHMysv_tXN4-MdbvTxvhYrDBps9Si6rZnECts3DGUpsy4LKWKN2Roqb5ygpyweNVtKbJwkZlBFROqD/s320/dosa-bau.jpg" width="320" /></a> </div>
<h1 class="entry-title" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><i>Jika Dosa Mengeluarkan Bau</i></span></h1>
<div style="text-align: justify;">
Jika dosa-dosa yang dilakukan mengeluarkan bau,<br />
betapa amat sangat bau busuknya diri ini<br />
<br />
Siapa gerangan yang mau dekat ?,<br />
anak-anak pasti menjauh, cucu pasti tak mau dipeluk.<br />
pendamping hidup pun pasti tak tahan dan ingin berpisah<br />
<br />
Andai jadi pedagang, pasti tak akan laku, tak ada yang mau beli<br />
Andai sholat di masjid pasti jamaah terganggu, bisa jadi mmbuat masjid bau dan sepi<br />
Andai jadi guru, murid tak mau masuk kelas, tak bisa belajar<br />
Andai jadi karyawan, yang lain pasti terganggu, tak bisa kerja<br />
Dimana mana orang tak ada yg mau dekat, ingin menjauh …<br />
Duuuh Yaa Alloh Maha suci Engkau yang menutupi aib dan dosa-dosa hambaMu.<br />
tak menjadikan dosa itu bau..<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sesungguhnya orang memuji, karena Allah masih menutup aib kita, Menutupi dosa-dosa kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
Seandainya
Allah membongkar satu saja aib kita yang selama ini kita sembunyikan
tentunya semua orang yang tadinya memuji dan menghormati tentu akan
berbalik mencela dan merendahkan.<br />
</div>
<h2 style="text-align: justify;">
اللهم اجعلني خيرا مما يظنون، واغفر لي ما لا يعلمون</h2>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>“Ya Allah jadikanlah aku lebih baik dari yang mereka sangkakan dan ampunilah aku dari apa-apa yang mereka tidak ketahui”</i><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<i><i>Berkata An-Nawawi, “Abu Bakar jika dipuji maka beliau berdoa….” (Tahdzibul Asma’ 2/479-480), yaitu doa berikut ini</i></i><br />
<br />
<h2>
اللهم أنت أعلم بي من نفسي وأنا أعلم بنفسي منهم اللهم اجعلني خيرا مما يظنون واغفر لي ما لا يعلمون ولا تؤاخذني بما يقولون</h2>
Dari Muhammad bin Ziyad berkata tentang seseorang yang dipuji dihadapannya, “Taubatnya dari pujian itu hendaknya ia berkata<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>اللهم لا تؤاخذني بما يقولون واغفر لي ما لا يعلمون واجعلني خيرا مما يظنون</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i><i>“Ya
Allah janganlah engkau menghukumu karena pujian mereka, maafkanlah aku
karena apa yang mereka tidak ketahui, dan jadikanlah lebih baik dari
yang mereka sangka” (Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam
Syu’abul iman 4/228 no 4876, lihat Fathul Bari 10/478)</i></i>Berkata
Abu Bakar Ahmad bin Muhammad Al-Hajjaj Al-Marwazi, “Aku berkata kepada
Imam Ahmad, “Betapa banyak orang yang mendoakan kebaikan bagimu”,<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>maka kedua matanyapun berkaca-kaca dan berkata,“Aku takut ini adalah istidroj”,</i><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>dan
ia berkata, “Muhammad bin Waasi’ berkata, “Kalau seandainya dosa itu
memiliki bau maka tidak seorangpun dari kalian yang akan duduk
denganku”.</i><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Imam Ahmad berkata, “Telah mengabarkan
kepadamu Yunus bin ‘Ubaid ia berkata, “Aku membesuk Muhammad bin Waasi’
dan ia berkata, “Tidak ada manfaat bagiku pujian manusia jika telah
dipegang kedua tanganku dan kedua kakiku lalu aku dilemparkan ke
neraka”.</i><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Aku berkata kepada Abu Abdillah(Imam Ahmad),
“Sebagian ahlul hadits mengatakan kepadaku bahwasanya Abu Abdillah
tidak hanya zuhud di dirham saja bahkan ia juga zuhud pada manusia”,</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>maka Abu Abdillah berkata, “Siapakah aku hingga aku zuhud kepada orang-orang, orang-oranglah yang zuhud kepadaku”,</i><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>dan
Imam Ahmad berkata, “Mintalah kepada Allah agar menjadikan kita lebih
baik dari yang mereka persangkakan dan mengampuni kita atas apa-apa yang
mereka tidak ketahui” (Al-Waro’ li ibni Hanbal 1/152)</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br clear="none" />
KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Website ini didukung oleh <b><a href="http://houseofleather.co.id/" title="House Of Leather">House Of Leather</a></b> dan <b><a href="http://www.shareefa.co.id/" title="Jilbab Shareefa">Jilbab Shareefa</a></b></div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-84972357853503541932015-06-10T09:36:00.001-07:002015-06-10T09:36:14.478-07:00Semut Nabi Sulaiman dan Burung Hud-hud Ratu Balqis<h2 style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><i>10 Hewan Ini Masuk Surga</i></span></h2>
<h2 style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><i>Semut Nabi Sulaiman dan Burung Hud-hud Ratu Balqis</i></span></h2>
<div style="text-align: center;">
<small>Jumat 15 Zulhijjah 1435 / 10 October 2014 01:40</small></div>
<hr style="margin-left: auto; margin-right: auto;" />
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<section>
<div style="float: left; margin: 10px 10px 10px 0px; text-align: center;">
<br />
<br /></div>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_99990" style="text-align: center; width: 610px;">
<img alt="semut 2" class="wp-image-99990 size-full" src="http://www.islampos.com/wp-content/uploads/2014/03/semut-2.jpeg" height="213" width="320" /><br />
<div class="wp-caption-text">
Foto hanya ilustrasi</div>
</div>
<br />
<b>SEMUT Nabi Sulaiman AS</b><br />
Nabi Sulaiman AS dianugerahi Allah dengan kemampuannya memahami
bahasa binatang, salah satunya adalah semut. Kisah tentang semut ini
bisa kita temukan dalam Surat An Naml ayat 17-19.</section><section><br />
(17). Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan
burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). </section><section>(18).
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut:
Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak
diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”; </section><section>(19). maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan
semut itu. Dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap
mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada
dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau
ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan
hamba-hamba-Mu yang saleh.”</section><section><br />
<b>BURUNG HUD-HUD (PELATUK) Ratu Balqis</b><br />
Selain semut, Nabi Sulaiman As pun mampu berbicara dengan burung
hud-hud, sejenis burung pelatuk. Melalui burung ini, Nabi Sulaiman
mengetahui keadaan Ratu Balqis, seorang ratu yang memerintah negeri
Saba’ yang beribukota di Ma’rib yang letaknya dekat kota San’a ibukota
Yaman sekarang. Burung hud-hud ini dijadikan kurir oleh Nabi Sulaiman
untuk mengantarkan surat kepada Ratu Bilqis dan mengajaknya untuk
beriman kepada Allah. Kisah ini dapat kita temukan di Al Qur’an Surat An
Naml ayat 20-31.<br />
</section></div>
<div style="text-align: justify;">
(20). Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku
tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. </div>
<div style="text-align: justify;">
(21).
Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau
benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku
dengan alasan yang terang.” </div>
<div style="text-align: justify;">
(22). Maka tidak lama kemudian (datanglah
hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum
mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita
penting yang diyakini. </div>
<div style="text-align: justify;">
(23). Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita
yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta
mempunyai singgasana yang besar. </div>
<div style="text-align: justify;">
(24). Aku mendapati dia dan kaumnya
menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka
memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari
jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk, </div>
<div style="text-align: justify;">
(25). agar mereka
tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan
di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu
nyatakan. </div>
<div style="text-align: justify;">
(26). Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan
Yang mempunyai ‘Arsy yang besar.” </div>
<div style="text-align: justify;">
(27). Berkata Sulaiman: “Akan kami
lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta. </div>
<div style="text-align: justify;">
(28). Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada
mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang
mereka bicarakan” </div>
<div style="text-align: justify;">
(29). Berkata ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar,
sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. </div>
<div style="text-align: justify;">
(30).
Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi) nya:
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. </div>
<div style="text-align: justify;">
(31).
Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah
kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” [Sumber: pondokhati]</div>
<div style="float: left; margin: 10px 10px 10px 0px; text-align: justify;">
<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<small>Redaktur: <b class="author">Saad Saefullah</b></small>
</div>
<hr style="margin-left: 0px; margin-right: 0px;" />
<div class="text-right" style="text-align: justify;">
<a href="https://www.islampos.com/10-hewan-ini-masuk-surga-anjing-ashahbul-kahfi-dan-unta-nabi-138320/" rel="next" title="10 Hewan Ini Masuk Surga: Anjing Ashahbul Kahfi dan Unta Nabi">10 Hewan Ini Masuk Surga: Anjing Ashahbul Kahfi dan Unta Nabi</a> »</div>
<div class="text-left" style="text-align: justify;">
« <a href="https://www.islampos.com/10-hewan-ini-masuk-surga-ikan-paus-nabi-yunus-dan-keledai-nabi-uzair-138318/" rel="prev" title="10 Hewan Ini Masuk Surga: Ikan Paus Nabi Yunus dan Keledai Nabi Uzair">10 Hewan Ini Masuk Surga: Ikan Paus Nabi Yunus dan Keledai Nabi Uzair</a></div>
<hr style="margin-left: 0px; margin-right: 0px;" />
<h3 style="text-align: justify;">
Related Posts</h3>
<ol style="text-align: justify;">
<li style="text-align: justify;"><a href="https://www.islampos.com/kuda-yang-mempunyai-2-sayap-130789/" rel="bookmark">Kuda yang Mempunyai 2 Sayap</a></li>
<li style="text-align: justify;"><a href="https://www.islampos.com/10-hewan-ini-masuk-surga-unta-nabi-shaleh-dan-sapi-nabi-ibrahim-138276/" rel="bookmark">10 Hewan Ini Masuk Surga: Unta Nabi Shaleh dan Sapi Nabi Ibrahim</a></li>
<li style="text-align: justify;"><a href="https://www.islampos.com/10-hewan-ini-masuk-surga-kambing-nabi-ismail-dan-sapi-nabi-musa-138317/" rel="bookmark">10 Hewan Ini Masuk Surga: Kambing Nabi Ismail dan Sapi Nabi Musa</a></li>
<li style="text-align: justify;"><a href="https://www.islampos.com/10-hewan-ini-masuk-surga-ikan-paus-nabi-yunus-dan-keledai-nabi-uzair-138318/" rel="bookmark">10 Hewan Ini Masuk Surga: Ikan Paus Nabi Yunus dan Keledai Nabi Uzair</a></li>
<li style="text-align: justify;"><a href="https://www.islampos.com/10-hewan-ini-masuk-surga-anjing-ashahbul-kahfi-dan-unta-nabi-138320/" rel="bookmark">10 Hewan Ini Masuk Surga: Anjing Ashahbul Kahfi dan Unta Nabi</a></li>
</ol>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-35488917012392941982015-06-09T23:34:00.001-07:002015-06-09T23:34:23.227-07:00Giat Berdzikir<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivmWQ7CCKOczp5DKRphETRkhjTK-y3w9YnYRPC67fodd1zA1id3oi3mMSB7OHGhsviUWyLRHUHUVQG_kylGRCVaqbbSmOI9ljBNgRW7fNEbRQPBKPWVfzpLvTI_uoO6JMURz_CPENhB-3Z/s1600/aagym-giat-berdzikir.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="167" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivmWQ7CCKOczp5DKRphETRkhjTK-y3w9YnYRPC67fodd1zA1id3oi3mMSB7OHGhsviUWyLRHUHUVQG_kylGRCVaqbbSmOI9ljBNgRW7fNEbRQPBKPWVfzpLvTI_uoO6JMURz_CPENhB-3Z/s320/aagym-giat-berdzikir.jpg" width="320" /></a><span style="font-size: large;"><i> </i></span></div>
<h1 class="entry-title" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><i>Giat Berdzikir</i></span></h1>
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillah.
Segala puji hanya milik Alloh Subhanahu wa ta’ala. dan hanya kembali kepada-Nya. Semoga
Alloh Yang Maha Menatap, menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang
senantiasa istiqomah menjaga kebersihan hati. Hanya hati yang bersih
yang bisa menangkap petunjuk-petunjuk kebenaran yang mengantar pada
keselamatan. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda
nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Alloh Subhanahu wa ta’ala. berfirman, <i>“(Yaitu) orang-orang
yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Alloh.
Ingatlah hanya dengan mengingati Alloh hati menjadi tenang.” </i>(QS. Ar Ra’du [13] : 28)<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Saudaraku,
basahkanlah lisan kita dengan dzikir, dzikir dan dzikir. Apapun
aktifitas kita, ketimbang menggunakan lisan untuk membicarakan hal yang
sia-sia, akan jauh lebih baik jika digunakan untuk berdzikir.
Pembicaraan sia-sia hanya akan menimbulkan dosa karena bisa terjebak
kepada pembicaraan dusta, sombong atau membicarakan keburukan orang lain
(ghibah).<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan berdzikir kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala. akan mendatangkan
ketenangan hati dan semakin mendekatkan diri kita kepada-Nya. Berdzikir
akan semakin menyuburkan rasa cinta kita kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dzikir
dengan lisan adalah hal yang ringan untuk dilakukan. Akan tetapi hal
itu menimbulkan efek yang luar biasa besar. Sebagaimana sabda Rosululloh
Shalallahu’alaihi wassalam., <i> </i><br />
<br />
<i>“Dua kalimat yang ringan diucapkan lidah, tapi berat dalam
timbangan (akhirat) dan disukai oleh Alloh yaitu kalimat, “Subhaanalloh
wabihamdihi, subhaanallohil ‘azhim” (Maha Suci Alloh dan segala puji
bagi-Nya, Maha Suci Alloh Yang Maha Agung.” </i>(HR. Bukhori)<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sahabatku,
jadikanlah dzikir sebagai kebiasaan kita. Karena kebiasaan itu akan
menjadi akhlak. Biasakanlah merespon setiap kejadian dengan menyebut
nama Alloh. Tidak sedikit orang yang memiliki kebiasaan mengucapkan
kata-kata, celetukan-celetukan yang sia-sia manakala terkejut atau
terpesona karena suatu peristiwa. Jikalau kebiasaan sia-sia ini sudah
menjadi bagian dari akhlak kita, maka sungguh merugilah kita, karena
melakukan perbuatan sia-sia itu bukan ciri dari orang yang beriman.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh
karena itu, penting bagi kita untuk membiasakan lisan hingga hati kita
menyebut nama Alloh dan mengingati-Nya. Jika kita sudah terbiasa, maka
dzikir akan menyatu dengan kepribadian kita dan menjadi akhlak kita.
Betapa indah pribadi yang senantiasa lekat dengan dzikir kepada Alloh
Subhanahu wa ta’ala. Orang yang mengingat Alloh, niscaya akan diingat oleh-Nya.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Alloh Subhanahu wa ta’ala. berfirman, <i>“Karena
itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu menginkari (nikmat)-Ku.” </i>(QS. Al Baqoroh [2] : 152).<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga kita tergolong hamba-hamba Alloh Subhanahu wa ta’ala. yang senantiasa mengingat-Nya. <i>Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.[]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )</div>
<div style="text-align: justify;">
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Editor : Rashid Satari</div>
<div style="text-align: justify;">
Website ini didukung oleh <a href="http://www.niagaberkah.com/" title="niaga berkah"><b><span style="color: red;">Niaga Berkah</span></b></a> dan <a href="http://www.shareefa.co.id/" title="Jilbab Shareefa"><b><span style="color: red;">Jilbab SHAREE</span></b></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7379903318662199975.post-18921600337427309522015-06-08T22:47:00.001-07:002015-06-08T22:47:34.529-07:00Rajin Evaluasi Diri<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhG3dv3CZmdxXqu7jbjUB27ZBLUUwD45dzPMS09g_lkHZG7vnkkpwAxSWBIMtqCrMGPjR8jVsXpo1YKuvNjdAMHMU6z_0bCRkXWHFW3ieeYglYDeXoiU0S35hSxIhxerJwZGSFdNx23NvGL/s1600/aagym-rajin-evaluasi-diri.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="167" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhG3dv3CZmdxXqu7jbjUB27ZBLUUwD45dzPMS09g_lkHZG7vnkkpwAxSWBIMtqCrMGPjR8jVsXpo1YKuvNjdAMHMU6z_0bCRkXWHFW3ieeYglYDeXoiU0S35hSxIhxerJwZGSFdNx23NvGL/s320/aagym-rajin-evaluasi-diri.jpg" width="320" /></a><span style="font-size: large;"><i> </i></span></div>
<h1 class="entry-title" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><i>Rajin Evaluasi Diri</i></span></h1>
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillah.
Puji dan syukur hanya kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala., Dzat Yang Maha Menciptakan
segala ciptaan yang mengagumkan baik di darat, di dalam lautan dan di
angkasa. Tiada yang patut disembah dan dimintai pertolongan kecuali
Alloh Subhanahu wa ta’ala. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda
nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Saudaraku, sering-seringlah melihat ke dalam
diri sendiri dan bertanya, siapakah yang lebih banyak kita ingat dan
kita pikirkan. Belajarlah menamalkan ‘ilmu bungkus’. Setiap ingat
sesuatu yang bersifat duniawi, segera bungkus ingatan atau pikiran
tentangnya dan serahkan kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Serahkan dan sandarkan
apa yang kita miliki atau apa yang kita ingat-ingat dari urusan duniawi
itu kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala. sebagai Dzat Yang Maha Memiliki segalanya.
Yakinilah bahwa apapun yang kita miliki, apapun hasil kerja keras kita,
itu semua adalah pemberian dari Alloh. Itu semua hanyalah titipan Alloh
kepada kita.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Mengevaluasi diri adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Alloh Subhanahu wa ta’ala. berfirman, <i>“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertakwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” </i>(QS. Al Hasyr [59] : 18)<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Imam
Ibnu Katsir menerangkan bahwa yang dimaksud dengan “hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat)” adalah bahwa hendaknya kita memeriksa, menilai dan
mengevaluasi diri sebelum nanti dievaluasi pada pengadilan Alloh Subhanahu wa ta’ala.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ayat
ini mengingatkan kita untuk tidak pernah jemu memeriksa hati kita agar
senantiasa terkoneksi dengan kuat kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala. Karena tidak bisa
dipungkiri bahwa manusia sangat lemah sehingga sangat mudah terkecoh
oleh tipu daya syaitan yang bisa menyebabkan hati kita berpaling dari
Alloh dan hanya fokus pada urusan duniawi.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Mengevaluasi diri juga
penting untuk memeriksa bagaimana perbuatan kita kepada orang lain.
Boleh jadi ada perbuatan-perbuatan kita yang menyinggung atau menyakiti
orang lain, baik disadari maupun tidak. Hal ini penting bagi kita karena
perbuatan baik maupun buruk akan kembali kepada diri kita sebagai
pelakunya. Dan setiap kali ingat akan keburukan, segeralah memohon ampun
kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala. dan mohonlah maaf kepada orang yang mungkin
tersinggung oleh kita.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Demikianlah pentingnya mengevaluasi diri
agar kita senantiasa ingat kepada Alloh dan senantiasa bisa memperbaiki
diri. Semoga kita tergolong hamba-hamba Alloh yang gemar mengevaluasi
diri. <i>Wallohua’lam bishowab.[]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )<br />
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Editor : Rashid Satari</div>
<div style="text-align: justify;">
Website ini didukung oleh <a href="http://www.niagaberkah.com/" title="niaga berkah"><b><span style="color: red;">Niaga Berkah</span></b></a> dan <a href="http://www.shareefa.co.id/" title="Jilbab Shareefa"><b><span style="color: red;">Jilbab SHAREE</span></b></a></div>
Provider Wisatahttp://www.blogger.com/profile/15035259251287539034noreply@blogger.com0